Senin, 02 Mei 2016

Kumpulan Artikel

Oleh    : Deni Alim
Matkul : Penerbitan Grafis dan Elektronik
Dosen : Pitoyo Widhi Atmoko S. Si, M.Si


Membuat Layout Buku dengan Indesign

rumpunnektar.com

Membuat Layout Buku dengan Indesign

Membuat Layout Buku dengan Indesign - Adobe InDesign adalah aplikasi yang digunakan untuk desain layout atau publikasi. Adobe InDesign sering digunakan penerbit majalah, koran, biro cetak, dan biro iklan untuk mendesign produknya baik layout isi ataupun sampul. Sebelum Adobe mengeluarkan Adobe InDesign, Adobe telah mengeluarkan Adobe PageMaker yang berfungsi sebagai desain layout juga. tetapi saat ini Adobe Pagemaker sudah tidak lagi diproduksi.

Area kerja InDesign sendiri hampir mirip dengan PageMaker, yaitu terdiri dari sebuah window dokumen di mana kita bisa membuat gambar dan layout pada artwork, sebuah toolbox yang berisi tools untuk membuat gambar dan mengedit artwork, palettes yang dapat membantu memonitor dan mengubah artwork, dan menu yang berisi perintah untuk menjalankan tugas. Di dalam adobe Indesign, konsep layer juga diaplikasikan dalam pengaturan desain layout. Setiap dokumen selalu mempunyai paling sedikit sebuah layer.

Layer dapat diibaratkan sebagai lapisan transparan yang tidak saling berpengaruh antarlayer yang lain di bawahnya. Dengan menggunakan beberapa layer, dapat melakukan manipulasi objek lebih efektif. Dengan memanfaatkan layer ini, dapat melakukan editing secara bertahap. Saat berkonsentrasi pada teks, layer gambar dapat dinonaktifkan sehingga resource komputer tidak akan terkuras habis, yang menyebabkan komputer menjadi lebih lambat. Dengan menggunakan layer ini, kita dapat membuat beberapa alternatif desain sesuai dengan ide dan kreativitas, dengan beberapa variasi dalam bentuk maupun penempatan objeknya.

Umumnya, Adobe InDesign digunakan untuk melayout teks, majalah, koran, buku, poster dan segala bentuk keperluan cetak yang menggunakan lebih banyak text di dalamnya. Untuk kerperluan itulah maka fitur pengaturan/layout lebih di utamakan daripada fitur grafis lainnya. Kali ini kita coba berbagi sedikit tentang bagaimana membuat layout menggunakan Adobe InDesign. Kali ini saya menggunakan Adobe Indesign CS3.

Langkah Membuat Layout Buku dengan Indesign

Langkah 1
Buka New Document (ctrl+N) di menu File. Pada jendela “New Document” kamu bisa mengatur ukuran kertas/ bidang kerja yang kamu perlukan. Secara default, InDesign menampilkan ukuran dalam satuan “picas (p0)”, untuk mengubah ke dalam ukuran lain cukup ketikkan ukuran tersebut lengkap dengan jenis ukurannya (mis : 32 cm), In Design akan otomatis mengubahnya ke dalam satuan p0 kembali (tenang, kamu bisa ubah semua settingan ukuran ini ke dalam cm nanti).

Langkah 2
Untuk mengubah semua settingan jenis ukuran, cukup klik kanan di ruler atas dan samping kanan halaman kerja, lalu pilih settingan ukuran yang kamu perlukan. Maka semua pengaturan ukuran di InDesign akan berubah sesuai dengan jenis ukuran yang kamu pilih.

Langkah 3
Sebelum memasukkan tulisan, ada baiknya terlebih dahulu kita atur dulu layout dasar seperti pengaturan Nomor Halaman dan Peletakan Header / Footernya. Klik menu Pages, lalu double klik di menu Master. Master Page adalah lembar default untuk seluruh dokumen yang kamu buat, mudahnya, apapun yang kamu ketikkan/ input (baik tulisan, gambar maupun settingan margin) akan tampil di setiap halaman kerja.


Untuk mengatur margin (pastikan masih di dalam laman Master Page) input ukuran margin yang kamu inginkan. Non Aktifkan (klik) ikon link untuk input ukuran yang berbeda.

Bagi kamu yang terbiasa menggunakan MS Word, mungkin penyebutan settingan marginnya agak berbeda walau prinsipnya sama. Kalau di MS Word Left dan Right maka di InDesign penyebutannya Inside dan Outside. Pada menu Columns, Number untuk menentukan jumlah baris tulisan yang ingin kamu buat dan Guttter adalah jarak antara baris terebut. Silahkan berimprovisasi saja pada bagian ini sesuai degan kebutuhan. Pada tutorial ini, desainstudio menggunakan 2 columns dengan jarak 1 cm.

Langkah 4
Untuk membuat Header/Footer cukup tuliskan saja text dengan cara klik Text (T) lalu drag untuk membuat area text nya (di InDesign, kamu harus membuat area text terlebih dahulu dengan cara mendragnya). Jika Header/Footer kamu berupa gambar, kamu dapat memasukkannya dengan cara mengcopy gambar tersebut dari Adobe Illustrator, dsb. atau Ctrl+D untuk mengambil gambar dari file di komputer.

Langkah 5
Untuk Input Page Number, masukkan text (T) dengan cara men-drag-nya, ketikan 1 huruf (huruf apapun) select huruf tersebut, klik kanan maka akan muncul menu baru, pilih Insert Special Character/Markers/Current Page Number. Maka apapun huruf yang kamu ketikkan tadi akan berubah menjadi huruf “A”. Hal ini disesuaikan dengan judul Master Page (A-Master). Copy Page Number yang telah di set tadi ke halaman sebelahnya (di dalam Master Page terdapat dua halaman Master).

Langkah 6
Kalau semua layout Master sudah di set, berikutnya double klik di lembar 1 (lembar kerja). Di lembar inilah kita akan melakukan input text dan gambar yang kita perlukan untuk dokumen kita.

Langkah 7
Klik Text (T) lalu drag untuk membuat area teks yang diperlukan, ketik teks kamu (dalam contoh ini Saya menyesuaikan area text dengan layout yang sudah di buat sebelumnya)

Langkah 8
Untuk mengatur paragraph, buka Window/Type & Tables/Paragraph (Alt+Ctrl+T) dan atur paragraph yang kamu inginkan.

NB : Klik “Hyphenate” untuk memunculkan tanda sambung di paragraf yang terputus, atau matikan untuk menghapusnya.

Langkah 9
Jika tulisan kamu terpotong di ujung column, tanda Overset Text akan muncul. Klik tanda tersebut hingga muncul preview teks kecil di cursor kamu. Arahkan kursor tersebut ke column sebelahnya dan klik, otomatis tulisan yang terpotong akan dilanjutkan.

Langkah 10
Jika ingin menambah page, klik di menu Create new page. Lanjutkan tulisan kamu di page lanjutan ini. Dan otomatis, Page Number yang kamu set di Master Page tadi kini muncul secara continue. begitu juga Header/Footer yang telah dibuat.

Langkah 11
Sebelum file di simpan, perhatikan tanda Preflight Panel di sudut kiri bawah bar Jendela InDesign. Tanda ini akan berwarna merah jika masih ada error di dalam dokumen yang kita buat. Error disebabkan masih adanya link file yang missing di dalam file yang kita input atau adanya area text yang terpotong (overset text).

Langkah 12
Jika sudah selesai, kamu bisa menyimpan file dokumen kamu dalam format InDesign (.indd) untuk melanjutkan di kemudian hari, atau dalam format .Pdf jika sudah rampung semuanya.

Penyimpanan dalam format .PDF : File/Adobe PDF presets/High Quality Print. Pilih destinasi penyimpanan file, klik OK. Akan muncul jendela Export Adobe PDF, klik Export dan tunggu hingga selesai.




Oleh    : Erlangga
Matkul : Penerbitan Grafis dan Elektronik
Dosen : Pitoyo Widhi Atmoko S. Si, M.Si

Komputasi Awan

Cloud Computing adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer (komputasi) dan pengembangan berbasis internet. (Cloud) adalah metafora dari internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram jaringan komputer. Sebagaimana awan dalam diagram jaringan komputer tersebut, awan (cloud)dalam Cloud Computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yang disembunyikannya. Ia adalah suatu metoda komputasi di mana kapabilitas terkait teknologi informasi disajikan sebagai suatu layanan (as a service),  sehingga pengguna dapat mengaksesnya lewat Internet ("di dalam awan") tanpa mengetahui apa yang ada didalamnya, ahli dengannya, atau memiliki kendali terhadap infrastruktur teknologi yang membantunya. 
Menurut sebuah makalah tahun 2008 yang dipublikasi IEEE Internet Computing, Cloud Computing adalah suatu paradigma di mana informasi secara permanen tersimpan di server di internet dan tersimpan secara sementara di komputer pengguna (client) termasuk di dalamnya adalah desktop, komputer tablet, notebook, komputer tembok, handheld, sensor-sensor, monitor dan lain-lain. Komputasi awan adalah suatu konsep umum yang mencakup SaaS, Web 2.0, dan tren teknologi terbaru lain yang dikenal luas, dengan tema umum berupa ketergantungan terhadap Internet untuk memberikan kebutuhan komputasi pengguna. Sebagai contoh, Google Apps menyediakan aplikasi bisnis umum secara daring yang diakses melalui suatu penjelajah webdengan perangkat lunak dan data yang tersimpan di server. Komputasi awan saat ini merupakan trend teknologi terbaru, dan contoh bentuk pengembangan dari teknologi Cloud Computing ini adalah iCloud.
Cloud Storage adalah sebuah teknologi penyimpanan data digital yang memanfaatkan adanya server virtual sebagai media penyimpanan. Tidak seperti media penyimpanan perangkat keras pada umumnya seperti CD atau hard disk, teknologi Cloud Storage tidak membutuhkan perangkat tambahan apapun. Yang anda perlukan untuk mengakses file digital anda hanyalah perangkat komputer atau gadget yang telah dilengkapi layanan internet. Mengenai istilah Cloud Storage yang tersemat untuk media penyimpanan online tersebut  dapat diartikan dari dua kata penyusunnya, Cloud dan Storage. Cloud yang dalam bahasa Indonesia berarti awan merupakan sebuah ibarat kata dari Internet. Internet diibaratkan layaknya sebuah awan yang luas yang mampu menampung banyak hal mulai dari informasi, hingga program-program dalam satu tempat dan dapat dimanfaatkan dengan mudah oleh banyak orang. Sedangkan kata Storage memiliki arti penyimpanan atau media penyimpanan, dalam hal ini yang dapat disimpan adalah data-data digital mulai dari data tertulis, audio, visual hingga program atau pun aplikasi digital. Jadi secara umum Cloud Storage dapat diartikan sebagai teknologi yang menggunakan internet sebagai media penyimpanan data-data digital yang kita miliki.
Pada dasarnya teknologi Cloud Storage merupakan pengembangan dari sistem Komputasi Awanatau yang disebut juga dengan istilah cloud computing. Komputasi Awan merupakan konsep dasar dari adanya layanan  Cloud Storage. Dengan penerapan teknologi Komputasi Awan, penyedia layanan Cloud Storage bisa membangun media penyimpanan secara online tersebut. Mengenai komputasi awan, Teknologi ini merupakan salah satu teknologi jaringan internet yang memiliki sejarah pengembangan yang cukup panjang. Secara simple, sistem Komputasi Awan menggunakan serangkaian komputer server yang telah dioptimasi dengan sistem penyimpanan yang nantinya membentuk banyak virtual server atau tempat penyimpanan data dalam jaringan internet. Data yang tersimpan pada virtual server tersebut akan tetap ada dalam server pusat dan jika pengguna memerlukan data tersebut, maka tinggal mengaksesnya dan akan tersimpan secara sementara pada perangkat kita.
Teknologi ini sebenarnya sudah mulai diperkenalkan sekitar tahun 1960an oleh seorang insinyur teknik komputer dari MIT bernama John McCarthy. Pada waktu itu memang sistem tersebut belum diterapkan pada jaringan internet namun hanya dalam sistem jaringan infrastruktru seperti listrik dan air.

Sejarah Komputasi Awan

Pada tahun 50-an, Cloud Computing memiliki konsep yang mendasar. Ketika komputer mainframe yang tersedia dalam skala yang besar dalam dunia pendidikan dan perusahaan dapat diakses melalui komputer terminal disebut dengan Terminal Statis. Terminal tersebut hanya dapat digunakan untuk melakukan komunikasi tetapi tidak memiliki kapasitas pemrosesan internal. Agar penggunaan mainframe yang relatif mahal menjadi efisien maka mengembangkan akses fisik komputer dari pembagian kinerja CPU. Hal ini dapat menghilangkan periode tidak aktif pada mainframae, memungkinkan untuk kembali pada investasi. Hinga pertengahan tahun 70-an dikenal dengan RJE remote proses Entry Home Job yang berkaitan besar dengan IBM dan DEC Mainframe.
Tahun 60-an, John McCarthy berpendapat bahwa “Perhitungan suatu hari nanti dapat diatur sebagai utilitas publik.” Di buku Douglas Parkhill, The Challenge of the Computer Utility menunjukkan perbandingan idustri listrik dan penggunaan pada listrik di masyarakat umum dan pemerintahan dalam penyediaan cloud computing. Ketika Ilmuan Herb Grosch mendalilkan bahwa seluruh dunia akan beroperasi pada terminal bodah didukung oleh sekitar 15 pusat data yang besar. Karena komputer ini sangat canggih, banyak perusahaan dan entitas lain menyediakan sendiri kemampuan komputasi melalui berbagai waktu danbeberapa organisasi, seperti GE GEISCO, Anak perusahaan IBM Biro Corporation, Tymshare, CSS Nasional, Data Dial, Bolt, dan Beranek and Newman.
Tahun 90-an, perusahaan telekomunikasi mulai menawarkan VPN layanan jaringan pribadi dengan kualitas sebanding pelayanannya, tapi dengan biaya yang lebih rendah. Karena merasa cocok dengan hal tersebut untuk menyeimbangkan penggunaan server, mereka dapat menggunakan bandwidth jaringan secara keseluruhan. Lalu menggunakan simbol awan sebagai penunjuk titik demarkasi antara penyedia dan pengguna yang saling bertanggung jawab. Cloud computing memperluas batas iniuntuk menutup server serta infrastruktur jaringan.
Sejak Tahun 2000, Amazon sebagai peran penting dalam semua pengembangan cloud computing dengan memodernisasi pusat data, seperti jaringan komputer yang menggunakan sesedikit 10% dari kapasitas mereka pada satu waktu. Setelah menemukan asitektur awan baru, mengalami peningkatan efisiensi internal sedikit bergerak capat “Tim Dua-Pizza”(Tim kecil untuk memberi makan dengan dua pizza) dapat menambahkan fitur baru dengan cepat dan lebih mudah. Kemudian Amazon mulai mengembangkan produk baru sebagai penyedia cloud computing untuk pelanggan eksternalm dan meluncurkan Amzaon Web Service (AWS) tahun 2006.
Awal tahun 2008, Eucalypus menjadi yang pertama open source, AWS API Platform yang kompatibel menyebarkan awan swasta. Open Nebula ditingkatkan dalam proyek Eropa Reservoir Komisi yang sudah didanai. Pada tahun yang sama, agar difokuskan pada penyediaan jaminan kualitas layanan (seperti yang dipersyaratkan oleh aplikasi interaktif real-time) untuk infrastruktur berbasis cloud dalam rangka IRMOS Eropa Proyek yang didanai Komisi. Pertengahan 2008, Gartner melihat kesempatan untuk membentuk hubungan antara konsumen layanan TI, mereka menggunakan layanan TI dan menjualnya. Dan mengamati bahwa “Organisasi layanan TI yang beralih dari perangkat keras milik perusahaan dan aset perangkat lunak untuk digunakan layanan berbasis model sehingga pergeseran diproyeksikan untuk komputasi.....akan menghasilkan pertumbuhan dramatis dalam produk IT di beberapadaerahdan pengurangan yang signifikan di daerah lain.
Namun pada waktu itu John McCarthy sudah mulai mengungkapkan konsep pengabungan sistem dalam media khusus yang akhirnya kini dikembangkan menjadi Komputasi Awan. Perkembangan sistem yang mendasari Cloud Storage tersebut mulai diperkenalkan pada modern ini oleh perusahaan eCommerce Amazon pada tahun 2000. Amazon menjadi salah satu pelopor penggunaan sistem tersebut sebagai penjembatan dari semua layanan ecommerce miliknya yang masuk pada layanan Amazon Web Service. Baru beberapa waku berikutnya perkembangan dari sistem Komputasi Awan semakin berkembang dengan pesat, seperti yang dilakukan oleh Google melalui salah satu layanannya Google Drive. Saat ini sudah cukup banyak penyedia jasa Cloud Storage yang bisa menjadi pilihan anda menyimpan data. Beberapa diantaranya merupakan layanan gratis yang dapat dipakai oleh siapa  saja dan sebagian meruapakan layanan berbayar yang terkadang dikhususkan untuk melayani kebutuhan penyimpanan data IT dari perusahaan atau korporasi besar.





Oleh    : Fajar
Matkul : Penerbitan Grafis dan Elektronik
Dosen : Pitoyo Widhi Atmoko S. Si, M.Si


EDIT WITH CAMTASIA STUDIO

Getting Ready

This exercise is designed so that you can follow these steps from start to finish. You will record, edit, and produce a video with Camtasia Studio. There are many options that we do not explore or may have advanced features. For more tutorials on some of these tasks, the TechSmith Learning Center has numerous videos and written tutorials available.
(http://www.techsmith.com/learn/camtasia/7/)

For this training exercise you will be creating a video tutorial that demonstrates how to change the size of your mouse cursor.

Before you start this exercise, use the following tips to get your computer ready:

1.    Clean off your computer’s desktop so that the recording area is clear of distractions.

2.    Close any applications that are running and turn off notifications. Then open the applications you are planning to record and resize them on your desktop as needed.

3.    For most recordings you may want to prepare a script to read while recording audio. A script will help you plan out what to say and what to show on the screen. If you don’t want to write an entire script, then try creating an outline of both what to say and what to do. For this project a script is provided on page 15.

4.    Complete a “dry run-through” of your recording. This will help you expect the unexpected during the actual recording.

5.    Make sure you have a microphone connected for recording your audio. You can use a built-in microphone if you have one, but external microphones provide a better recording quality.

6.    Create a folder in a designated area on your computer for saving your files. (i.e. desktop; documents; network folder; etc.)

Whether you work through this project or not, this guide and the tips provided are good for all projects that you might work on with Camtasia Studio.






© 2010TechSmith Corporation, All Rights Reserved.


3                                                                 First Walkthrough: Fundamentals of Camtasia Studio




Record with Camtasia Studio







Start Camtasia Studio. Once open, click the Record Screen button.
1.    For this project you will use the record full screen option, which is set by default. If you have clicked Custom, click Full Screen.

Your entire screen is automatically selected. For later projects, if you need to record less of the screen, choose custom and adjust the selected area as needed.

2.    By default, both microphone and system audio are recorded. You should see a green checkbox next to the microphone icon, which indicates that audio will be

recorded.

3.    Click the down arrow next to the audio button to see a list of available audio de-vices. You should see a dot next to the device selected for recording. If needed, change the device. To test your device, read a few words from this guide into your microphone. You should see the volume meter fill in with color.


If your volume meter is not filling in with color, you may need to choose a different microphone or adjust your system settings.

4.    In the audio device list, if you are using Mi-crosoft Vista or Windows 7, there is a check mark next to Record system audio. This option allows you to record system audio, which is the audio that comes through your speakers.

Note: Uncheck this option for this project.

5.    Adjust the volume slider so the volume meter is consistently registering in the yellow/orange color range.

If you haven’t already, locate the prepared script “How to change your cursor” on page 15.



© 2010TechSmith Corporation, All Rights Reserved.


4                                                                 First Walkthrough: Fundamentals of Camtasia Studio



Record with Camtasia Studio






6.    When you are ready, click the red record button (or use the hotkey F9) to start your recording.

7.    When you start recording you will see a countdown. This will give you a chance to prepare for your recording.

After the countdown, read through the script on Page 15 and complete each action on your screen.

8.    To stop recording press F10 on your keyboard, the stop button on the recorder toolbar, or right click the recorder icon in the task bar and choose stop.

Tips for Better Audio
1.    Use the best microphone you can afford.

Sound is critical to screen recording videos. Quite often, if the sound is bad, people will not watch the video.

2.    Use the Camtasia Recorder default settings for audio. This includes recording your system audio to a separate track (this option is not available for users of the Windows XP Operating System).

3.    Do a test recording and make sure audio is being recorded. Make sure the audio quality meets your video’s needs.

4.    Record the audio and video separately.

Recording the pieces separately allows you to focus on one piece at a time and im-prove the quality.

5.    Stop and listen to the sound in your recording area. Record your screen with audio but don’t speak. Then, listen to the recording. You’ll be surprised how much noise is in a room. Is your keyboard loud when you type? Do you have a heating or cooling vent overhead that can be heard? Is your mic picking up the humming from your computer and other devices?


Saving your project files

We recommend creating and saving your Camtasia recordings in a new folder on your desktop, in your documents folder, or someplace else where you can easily find it. When you save your project, save additional resources like images or audio clips in this folder to keep all the pieces of your project together and easy to find and work with.




© 2010TechSmith Corporation, All Rights Reserved.


5                                                                 First Walkthrough: Fundamentals of Camtasia Studio



Record with Camtasia Studio














9.    When you stop your video, a preview window opens for you to review your recording.

A. See the length of your video.

B.            Use the Shrink to Fit option to show the entire video in the space available of the preview window. This lets you preview the entire video when you have recorded large dimensions. Please note that this does not affect the video’s size or quality.

C.           Control the video by jumping to the beginning, playing the video, or jumping to the end.

10.  To complete the recording process, choose one of the options:

Save and Edit: Click Save and Edit to name the recording, save it to a preferred location, and then add it to the Camtasia

Studio timeline.

If you prefer to only save your recording to Edit later, click the arrow below the Save and Edit button and choose Save As. This saves the recording for later use.


Produce: Click to save your recording, bypass editing, and open the Production Wizard. The production process allows you to render your video into a format that can easily be shared.
Delete: Click if you do not want to keep the recording. Remember that once you delete a recording, it cannot be recovered.
What do you want to do now?
Recommended:

Click Save and Edit. To learn more about editing go to the next page of this guide.

Or:

Click Produce. To learn more about production go to page 12.





Oleh    : Mohammad Novan W   
Matkul : Penerbitan Grafis dan Elektronik
Dosen : Pitoyo Widhi Atmoko S. Si, M.Si


BLOG

Sejarah Blog

Blog pertama besar adalah halaman What’s New pada browser Mosaic yang dibuat oleh Marc Andersen pada tahun 1993. Kalau kita masih ingat, Mosaic adalah browser pertama sebelum adanya Internet Explorer bahkan sebelum Nestcape. Kemudian pada Januari 1994 Justin Hall memulai website pribadinya Justin’s Home Page yang kemudian berubah menjadi Links from the Underground yang mungkin dapat disebut sebagai Blog pertama seperti yang kita kenal sekarang. Hingga pada tahun 1998, jumlah Blog yang ada diluar sana belumlah seberapa. Hal ini disebabkan karena saat itu diperlukan keahlian dan pengetahuan khusus tentang pembuatan website, HTML, dan web hosting untuk membuat Blog, sehingga hanya mereka yang berkecimpung di bidang Internet, System Administrator atau Web Designer yang kemudian pada waktu luangnya menciptakan Blog-Blog mereka sendiri.
Pada Agustus 1999 sebuah perusahaan Silicon Valley bernama Pyra Lab meluncurkan layanan Blogger.com (diakuisi oleh Google.Com pada akhir tahun 2002 yang lalu) yang memungkinkan siapapun dengan pengetahuan dasar tentang HTML dapat menciptakan Blog-nya sendiri secara online dan gratis. Media blog pertama kali dipopulerkan oleh Blogger.com, yang dimiliki oleh Pyra Labs sebelum akhirnya diakuisisi oleh Google pada akhir tahun 2002. Semenjak itu, banyak terdapat aplikasi-aplikasi yang bersifat sumber terbuka yang diperuntukkan kepada perkembangan para penulis blog tersebut. Walaupun sebelum itu (Juli 1999) layanan membuat Blog online dan gratis yaitu Pitas telah ada dan telah membuat Blogger bertambah hingga ratusan, tapi jumlah Blog tidak pernah bertambah banyak begitu rupa sehingga Blogger.com muncul di dunia per-blog-an. Blogger.com sendiri saat ini telah memiliki hingga 100.000 Blogger yang menggunakan layanan mereka dengan pertumbuhan jumlah sekitar 20% per bulan. Blogger.com dan Pitas tentu tidak sendirian, layanan pembuat blog online diberikan pula oleh Grouksoup, Edit this Page dan juga Velocinews.
Sejak saat itu Blog kian hari kian bertambah hingga makin sulit untuk mengikutinya. Eatonweb Portal adalah salah satu daftar Blog terlengkap yang kini ada diantara daftar Blog lainnya. Ribuan Blog kemudian bermunculan dan masing-masing memilih topik bahasannya sendiri, dimulai dari bagaimana menjadi orang tua yang baik, hobi menonton film, topik politik, kesehatan, sex, olahraga, buku komik dan macam-macam lagi. Bahkan Blogger ada Blog tentang barang-barang aneh yang dijual di situs lelang Ebay yang bernama Who Would By That?. Cameron Barret menulis pada Blog-nya essay berjudul Anatomy of a Weblog yang menerangkan tema dari Blog. “Blog seringkali sangat terfokus pada sebuah subjek unik yaitu sebuah topik dasar dan/atau sebuah konsep yang menyatukan tema-tema dalam Blog tersebut.” Secara sederhana topik sebuah Blog adalah daerah kekuasan si Blogger-nya tanpa ada editor atau boss yang ikut campur, tema segila apapun biasanya dapat kita temukan sejalan dengan makin bermunculannya Blog di Internet. Dan ide itu telah terpikirkan, Blogger bahkan sekarang telah membuat Blog dari Blog, dan bahkan Blog dari Blog dari Blog.
Description: Description: C:\Users\Aremania\Pictures\bigstock-blog-icon1.jpgSitus-situs web yang saling berkaitan berkat weblog, atau secara total merupakan kumpulan weblog sering disebut sebagai blogosphere. Bilamana sebuah kumpulan gelombang aktivitas, informasi dan opini yang sangat besar berulang kali muncul untuk beberapa subyek atau sangat kontroversial terjadi dalam blogosphere, maka hal itu sering disebut sebagai blogstorm atau badai blog.
Blog mempunyai fungsi yang sangat beragam, mulai dari sebuah catatan harian, media publikasi dalam sebuah kampanye politik, sampai dengan program-program media dan perusahaan-perusahaan. Sebagian blog dipelihara oleh seorang penulis tunggal, sementara sebagian lainnya oleh beberapa penulis. Banyak juga blog yang memiliki fasilitas interaksi dengan para pengunjungnya, seperti menggunakan buku tamu dan kolom komentar yang dapat memperkenankan pengunjungnya untuk meninggalkan komentar atas isi dari tulisan yang dipublikasikan, namun demikian ada juga blog yang bersifat sebaliknya (non-interaktif).
Situs-situs web yang saling berkaitan berkat blog, atau secara total merupakan kumpulan blog sering disebut sebagai blogosphere. Bilamana sebuah kumpulan gelombang aktivitas, informasi dan opini yang sangat besar berulang kali muncul untuk beberapa subyek atau sangat kontroversial terjadi dalam blogosphere, maka hal itu sering disebut sebagai blogstorm atau badai blog.

Pengertian Blog

Blog merupakan singkatan dari "web log". Weblog sendiri merupakan singkatan dari “Logging The Web”yang merupakan bentuk aplikasi web yang menyerupai tulisan - tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web umum. Tulisan - tulisan ini seringkali dimuat dalam urut terbalik (isi terbaru dahulu baru kemudian diikuti isi yang lebih lama), meskipun tidak selamanya demikian. Situs web seperti ini biasanya dapat diakses oleh semua pengguna internet sesuai dengan topik dan tujuan dari si pengguna blog tersebut.Banyak orang mengarikan blog dengan bahasanya sendiri seperti menurut beberapa sumber yang telah ditemukan yaitu:
1.    Labilah Zain (Pendiri Blogger Family). Web dan log (weblog) adalah media dimana pemiliknya menuliskan catatan pengalaman pribadi, opini berupa tulisan maupun gambar yang bisa terus diperbarui dan diakses melalui internet. Pemilik weblog disebut weblogger bebas mencurahkan pemikiran baik berupa tulisan maupun gambar disitu, melengkapi dengan desain yang diinginkan dan melengkapinya dengan fasilitas yang memungkinkan terjadinya interaksi antara pemilik dan pengunjung weblognya.
2.    Wikipedia Indonesia. Sebuah Weblog, Web log atau singkatnya Blog, adalah sebuah aplikasi web yang memuat secara periodik tulisan-tulisan (posting) pada sebuah webpage umum. Posting-posting tersebut seringkali dimuat dalam urutan posting secara terbalik, meskipun tidak selamanya demikian. Situs web semacam itu biasanya dapat diakses oleh semua pengguna internet sesuai dengan topik dan tujuan dari si pengguna blog tersebut.
3.    Definisi Blog Versi Bloggingly. Blog adalah website dengan konten (konten bisa berupa teks, gambar, link, audio atau video) yang di-update secara berkala serta mewakili dan berdasarkan sudut pandang ‘karakter’ tertentu yang menjadikan kontennya khas (umumnya menggunakan sudut pandang personal). Standarnya, konten blog diurutkan secara kronologis terbalik (konten baru di depan, konten lama di belakang) dan dapat dikomentari.Blog merupakan singkatan dari web log adalah bentuk aplikasi web yang berbentuk tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web. Tulisan-tulisan ini seringkali dimuat dalam urutan terbalik (isi terbaru dahulu sebelum diikuti isi yang lebih lama), meskipun tidak selamanya demikian. Situs web seperti ini biasanya dapat diakses oleh semua pengguna Internet sesuai dengan topik dan tujuan dari si pengguna blog tersebut.

Web Log atau yang sering disebut BLOG adalah sebuah diary atau catatan-catatan pribadi yang disimpan secara online dan umumnya bersifat terbuka bagi siapa saja yang ingin membacanya, bias juga berisi kutipan dari sumber lain yang sengaja dipublikasikan kembali dalam satu tempat. Blog juga sama dengan web atau situs-situs yang biasa kita temui di internet. Materi dan konten merupakan kebebasan penuh dari sang pembuat blog. Tentu saja sangat disarankan lebih kea rah membagi pengetahuan yang bermanfaat.



Oleh    : Yuliarni   
Matkul : Penerbitan Grafis dan Elektronik
Dosen : Pitoyo Widhi Atmoko S. Si, M.Si



BAB I
SPARKOL VIDEOSCRIBE

1.    Sparkol Videoscribe
1.1   Pengertian dan Kegunaan Sparkol Videoscribe
Saat ini perkembangan teknologi informasi sudah berkembang begitu pesat. Tidak hanya alat teknologi saja yang dihasilkan, akan tetapi sudah banyak juga software-software yang diciptakan, salah satunya ialah Software Sparkol Videoscribe. Software ini dikembangkan oleh salah satu perusahaan yang ada di inggris, tepatnya pada tahun 2012 software ini dirilis. Dan hebatnya lagi software ini sudah memiliki pengguna sebanyak 100.000 orang lebih, setelah setahun software ini dipublikasikan. Aplikasi ini adalah sarana yang paling tepat dan akurat karena dapat digunakan sebagai pengantar pembelajaran, serta sangat membantu memberikan pemahaman kepada peserta didik.
Sparkol Videoscribe adalah aplikasi yang digunakan untuk membuat sebuah video dengan animasi tulis tangan. Didalam aplikasi ini terdapat banyak animasi keren dan unik, sehingga akan membuat peserta didik lebih suka dan terhibur dalam kegiatan belajar mengajar. Namun tidak hanya itu, software ini juga dapat digunakan sebagai sarana promosi, presentasi, bisnis online dan kegiatan lainnya. Dengan adanya software ini, kita akan lebih mudah dalam menyampaikan pesan, karena kita tidak perlu menyajikan sesuatu yang panjang. Nah, lalu apa saja kegunaan Videoscribe??/
1.   Videoscribe dapat digunakan sebagai sarana promosi.
2.   Videoscribe dapat digunakan untuk kegiatan bisnis online.
3.   Videoscribe dapat digunakan sebagai sarana pengantar pembelajaran bagi guru atau dosen.
4.   Videoscribe dapat digunakan untuk peresentasi.
5.   Dan masih banyak lagi yang dapat kita lakaukan dengan menggunakan software ini.

1.2   Cara Menggunakan Sparkol Videoscribe
Setelah saya menjelaskan pengertian dan kegunaan Sparkol Videosribe, selanjutnya saya akan menjelaskan langkah-langkah bagaimana cara mengoperasikan atau menggunakan Videosribe tersebut.
1.   Pertama, Buka terlebih dahulu aplikasi sparkol
2.   lakukan login dengan email anda, dan pastikan email anda aktif kemudian klik start scribing yang terletak disebelah kiri bawah.
Description: Description: C:\Users\user.PC201508301059\Pictures\1.png
3.   Setelah berhasil masuk, maka akan muncul bagan kerja awal dari lembar kerja aktif sparkol. Kemudian, untuk menghilangkan tulisan yang ada pada lembar kerja tersebut, cukup lakukan klik secara sembarang, maka tulisan itu akan hilang dengan sendirinya.
4.   Didalam sparkol terdapat beberapa menu, dimana masing-masing dari menu tersebut memiliki fungsi tersendiri. Yang pertama, ada menu yang mirip dengan gambar pensil yang terletak di pojok kiri atas, didalam menu tersebut berisi sub menu didalamnya antara lain Favotite, Computer, Library, Dropbox, dan wrb URL. Menu bergambar pensil ini digunakan untuk menambahkan gambar yang sudah ada di komputer anda untuk dimasukan kedalam project anda.
5.   Selanjutnya disebelah menu bergambar pensil, terdapat menu yang menyerupai huruf T besar. Menu tersebut digunakan untuk menginput kata atau teks yang ingin kita masukan. Atau bisa dibilang itu adalah lembar kerja dari sparkol itu sendiri. 
6.   Setelah itu terdapat menu yang menyerupai gambar nada. Menu tersebut digunakan untuk memasukan musik yang ingin anda gunakan. Namun perlu diketahui bahwa sparkol sendiri juga memiliki musik original yang cukup mumpuni untuk anda gunakan didalam project anda.
7.   Selain itu ada juga menu recorder, dimana menu tersebut digunakan untuk menginput rekaman atau musik suara rekaman untuk dimasukan ke dalam project yang akan kita buat.
8.   Dan yang terakhir ada Menu Setting (Pengaturan). Didalam menu ini terdapat fitur-fitur yang cukup mendukung untuk kerja kita. Jadi, fungsi dari menu ini ialah untuk mengganti animasi tangan bergerak dan juga paper atau lembar kerja kita.
9.   Apabila kita ingin menyimpan sebuah video yang telah kita buat, cukup lakukan klik Creat and Share this Video pada bagian kanan atas jendela kerja sparkol. Selesai deh..






Oleh    : Danang Trihatmojo
Matkul : Penerbitan Grafis dan Elektronik
Dosen : Pitoyo Widhi Atmoko S. Si, M.Si

Penerapan Teknologi Informasi (TI)
Penerapan Teknologi Informasi (TI) saat ini telah menyebar hampir di semua bidang tidak terkecuali di perpustakaan. Perpustakaan sebagai institusi pengelola informasi merupakan salah satu bidang penerapan teknologi informasi yang berkembang dengan pesat. Perkembangan dari penerapan teknologi informasi bisa kita lihat dari perkembangan jenis perpustakaan yang selalu berkaitan dengan dengan teknologi informasi, diawali dari perpustakaan manual, perpustakaan terautomasi, perpustakaan digital atau cyber library. Ukuran perkembangan jenis perpustakaan banyak diukur dari penerapan teknologi informasi yang digunakan dan bukan dari skala ukuran lain seperti besar gedung yang digunakan, jumlah koleksi yang tersedia maupun jumlah penggunanya. Kebutuhan akan TI sangat berhubungan dengan peran dari perpustakaan sebagai kekuatan dalam pelestarian dan penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang berkembang seiring dengan menulis, mencetak, mendidik dan kebutuhan manusia akan informasi. Perpustakaan membagi rata informasi dengan cara mengidentifikasi, mengumpulkan, mengelola dan menyediakanya untuk umum.
Penerapan teknologi informasi di perpustakaan dapat difungsikan dalam berbagai bentuk, antara lain:
1. Penerapan teknologi informasi digunakan sebagai Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan. Bidang pekerjaan yang dapat diintegrasikan dengan sistem informasi perpustakaan adalah pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi bahan pustaka, pengelolaan anggota, statistik dan lain sebagainya. Fungsi ini sering diistilahkan sebagai bentuk Automasi Perpustakaan.
2. Penerapan teknologi informasi sebagai sarana untuk menyimpan, mendapatkan dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital. Bentuk penerapan TI dalam perpustakaan ini sering dikenal dengan Perpustakaan Digital.
Kedua fungsi penerapan teknologi informasi ini dapat terpisah maupun terintegrasi dalam suatu sistem informasi tergantung dari kemampuan software yang digunakan, sumber daya manusia dan infrastruktur peralatan teknologi informasi yang mendukung keduanya. Dalam makalah ini selanjutnya akan membahas tentang automasi perpustakaan.
Katalog adalah keterangan singkat atau wakil dari suatu dokumen. Katalog perpustakaan elektronik adalah jantung dari sebuah sistem perpustakaan yang terautomasi. Sub sistem lain seperti OPAC dan sirkulasi berinteraksi dengannya dalam menyediakan layanan automasi. Sebuah sistem katalog yang dirancang dengan baik merupakan faktor kunci keberhasilan penerapan automasi perpustakaan.
Cakupan dari Automasi Perpustakaan
  • Pengadaan koleksi
  • Katalogisasi, inventarisasi
  • Sirkulasi, reserve, inter-library loan
  • Pengelolaan penerbitan berkala
  • Penyediaan katalog (OPAC)
  • Pengelolaan anggota
Dalam sebuah sistem automasi perpustakaan terdapat beberapa unsur atau syarat yang saling mendukung dan terkait satu dengan lainnya, unsur-unsur atau syarat tersebut adalah :
1. Pengguna (users)
Pengguna merupakan unsur utama dalam sebuah sistem automasi perpustakan. Dalam pembangunan sistem perpustakaan hendaknya selalu dikembangkan melalui konsultasi dengan pengguna-penggunanya yang meliputi pustakawan, staf yang nantinya sebagai operator atau teknisi serta para anggota perpustakaan. Apa misi organisasi tersebut? Apa kebutuhan informasi mereka ? Seberapa melek komputerkah mereka? Bagaimana sikap mereka ? Apakah pelatihan dibutuhkan? Itu adalah beberapa pertanyaan yang harus dijawab dalam mengembangkan sebuah sistem automasi perpustakaan. Automasi Perpustakaan baru bisa dikatakan baik bila memenuhi kebutuhan pengguna baik staf maupun anggota perpustakaan. Tujuan daripada sistem automasi perpustakaan adalah untuk memberikan manfaat kepada pengguna.
Konsultasikan dengan pengguna untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan mereka. Namun perlu hati-hati terhadap penilaian keliru yang dilakukan oleh pengguna mengenai kebutuhan dan persepsi tentang apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan oleh suatu sistem komputer . Kebutuhan dapat dirincikan terlalu banyak atau terlalu sedikit dan kadang-kadang persepsi bisa juga keliru


Staf yang bersangkutan harus dilibatkan mulai dari tahap perencanaan dan pelaksanaan sistem. Masukan dari masing-masing staf harus dikumpulkan untuk menjamin kerjasama mereka. Tenaga-tenaga inti yang dilatih untuk menjadi operator, teknisi dan adminsitrator sistem harus diidentifikasikan dan dilatih sesuai bidang yang akan dioperasikan.
2. Perangkat Keras (Hardware)
Komputer adalah sebuah mesin yang dapat menerima dan mengolah data menjadi informasi secara cepat dan tepat. Pendapat lain mengatakan bahwa komputer hanya sebuah komponen fisik dari sebuah sistem komputer yang memerlukan program untuk menjalankannya.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komputer adalah sebuah alat dimana kemampuanya sangat tergantung pada manusia yang mengoperasikan dan software yang digunakan.
Kecenderungan perkembangan komputer :
  • Ukuran fisik mengecil dengan kemampuan yang lebih besar
  • Harga terjangkau (murah)
  • Kemampuan penyimpanan data berkapasitas tinggi
  • Transfer pengiriman data yang lebih cepat dengan adanya jaringan
Dalam memilih perangkat keras yang pertama adalah menentukan staf yang bertanggung jawab atas pemilihan dan evaluasi hardware sebelum transaksi pembelian. Adanya staf yang bertanggung jawab adalah untuk mengurangi ketergantungan terhadap pihak lain dan menghindari dampak buruk yang mungkin timbul. Hal lain adalah adanya dukungan teknis serta garansi produk dari vendor penyedia komputer.
Perangkat lunak diartikan sebagai metode atau prosedur untuk mengoperasikan komputer agar sesuai dengan permintaan pemakai. Kecenderungan dari perangkat lunak sekarang mampu diaplikasikan dalam berbagai sistem operasi, mampu menjalankan lebih dari satu program dalam waktu bersamaan (multi-tasking), kemampuan mengelola data yang lebih handal, dapat dioperasikan secara bersama-sama (multi-user).
Untuk mendapatkan software kini sudah banyak tersedia baik dari luar maupun dalam negeri dengan berbagai keunggulan yang ditawarkan dan harga yang bervariasi. Di perpustakaan software yang dikenal antara lain CDS/ISIS, WINISIS yang mudah didapat dan gratis freeware dari Unesco atau dari beberapa perguruan tinggi sekarang telah banyak membuat dan mengembangakan sistem perpustakaannya sendiri seperti SIPUS 2000 di UGM, Sipisis di IPB. Masih banyak lagi perguruan tinggi dan institusi pengembang software yang mengembangkan SIP dengan kemampuan yang tidak kalah sip. Sistem Informasi Perpustakaan ini difungsikan untuk pekerjaan operasional perpustakaan, mulai dari pengadaan, katalogisasi, inventarisasi, keanggotaan, OPAC, pengelolaan terbitan berkala, sirkulasi, dan pekerjaan lain dalam lingkup operasi perpustakaan
Suatu software dikembangkan melalui suatu pengamatan dari suatu sistem kerja yang berjalan, untuk menilia suatu software tentu saja banyak kriteria yang harus diperhatikan. Beberapa criteria untuk menilia software adalah sebagai berikut :
· Kegunaan : fasilitas dan laporan yang ada sesuai dengan kebutuhan dan menghasilkan informasi tepat pada waktu (realtime) dan relevan untuk proses pengambilan keputusan.
· Ekonomis : biaya yang dikeluarkan sebanding untuk mengaplikasikan software sesuai dengan hasil yang didapatkan.
· Keandalan : mampu menangani operasi pekerjaan dengan frekuensi besar dan terus-menerus.
· Kapasitas : mampu menyimpan data dengan jumlah besar dengan kemampuan temu kembali yang cepat.
· Sederhana : menu-menu yang disediakan dapat dijalankan dengan mudah dan interaktif dengan pengguna
· Fleksibel : dapat diaplikasikan di beberapa jenis sistem operasi dan institusi serta maupun memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.
· Membangun sendiri
· Mengontrakan keluar
· Membeli software jadi yang ada di pasaran
Pilihan apapun yang dijatuhkan, software harus
· Sesuai dengan keperluan
· Memiliki ijin pemakaian
· Ada dukungan teknis, pelatihan , dokumentasi yang relevan serta pemeliharaan.
· Menentukan staf yang bertanggungjawab atas pemilihan dan evaluasi software.
Memilih dan membeli perangkat lunak merupakan suatu proses tersedianya dukungan pemakai, karena diperlukan banyak pelatihan dan pemecahan masalah sebelum sistem tersebut dapat berjalan dengan baik. Salah satu cara untuk memastikan dukungan pelanggan adalah memilih perangkat lunak yang digunakan oleh sejumlah perpustakaan. Sekelompok besar pengguna biasanya menjustifikasikan layanan dukungan pelanggan sebagai hal yang subtansial. Selain itu, pengguna dapat saling membantu dalam pemecahan masalah.
Spesifikasi perangkat keras harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan minimum operasi perangkat lunak.
4. Network / Jaringan
Jaringan komputer telah menjadi bagian dari automasi perpustakaan karena perkembangan yang terjadi di dalam teknologi informasi sendiri serta adanya kebutuhan akan pemanfaatan sumber daya bersama melalui teknologi.
Komponen perangkat keras jaringan antara lain : komputer sebagai server dan klien, Network Interface Card ( LAN Card terminal kabel (Hub), jaringan telepon atau radio, modem.
Hal yang harus diperhatikan dalam membangun jaringan komputer adalah :
· Jumlah komputer serta lingkup dari jaringan (LAN, WAN)
· Lokasi dari hardware : komputer, kabel, panel distribusi, dan sejenisnya
· Protokol komunikasi yang digunakan
· Menentukan staf yang bertanggun jawab dalam pembangunan jaringan.
Data merupakan bahan baku informasi, dapat didefinisikan sebagai kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili kuantitas, fakta, tindakan, benda, dan sebagainya. Data terbentuk dari karakter, dapat berupa alfabet, angka, maupun simbol khusus seperti *, $ dan /. Data disusun mulai dari bits, bytes, fields, records, file dan database.
Sistem informasi menerima masukan data dan instruksi, mengolah data tersebut sesuai instruksi, dan mengeluarkan hasilnya. Fungsi pengolahan informasi sering membutuhkan data yang telah dikumpulkan dan diolah dalam periode waktu sebelumnya, karena itu ditambahkan sebuah penyimpanan data file (data file storage) ke dalam model sistem informasi; dengan begitu, kegiatan pengolahan tersedia baik bagi data baru maupun data yang telah dikumpulkan dan disimpan sebelumnya.







Oleh    : Rochmad Kartiko
Matkul : Penerbitan Grafis dan Elektronik
Dosen : Pitoyo Widhi Atmoko S. Si, M.Si

Apa itu Camtasia ?

     Camtasia Studio adalah Software (Perangkat Lunak) yang dikembangkan oleh TechSmith Corporation. Camtasia digunakan untuk merekam semua aktivitas yang ada pada desktop Komputer. Software ini dapat dimanfaatkan untuk membuat video tutorial atau media pembelajaran yang lebih mudah.

     Dalam Camtasia Studio, suatu aplikasi yang dapat anda konversi dengan format ‘camrec’ menjadi format yang anda inginkan (SWF, WMV, AVI, RM, dll). Selain itu, anda juga dapat menambahkan berbagai efek yang sudah disediakan misalnya menambahkan efek transisi, menambahkan background musik, memberikan zoom, callouts, dan fasilitas lainnya yang akan mendukung video rekaman anda. Software ini sangat populer oleh para pembuat tutorial dan pembuat CD Interaktif. karena dari dahulu camtasia memang selalu lebih unggul dalam recording screen. adapun Fungsi dari Camtasia sebagai berikut :
1.    Merekam aktivitas layar pada Desktop komputer agan
2.    Mengedit Video (seperti menambahkan teks, gambar, animasi, atau transisi)
3.    Mengkonversi ke Format video tertentu, seperti SWF, FLV, AVI, RM, dll.

Keunggulan Camtasia :

Adapun keunggulan dari aplikasi rekam video ini diantaranya:
1.    File size hasil recording lebih kecil Selain lebih kecil juga perekaman gambar lebih halus dan lebih rendah menggunakan memori saat merekam layar.
2.    Support multi layer Camtasia bisa support beberapa track video secara langsung.
3.    Interaktif quizAnda juga dapat membuat quiz untuk hasil rendernya layaknya CD Interaktif, ada banyak pilihan tipe quiz yang dapat anda pilih.
4.    Support HD Untuk export output HD camtasia sudah mampu membuat lebih baik. dan hasil export bisa menggunakan format player HTML5.
5.    Animasi motion Layer atau track pada timeline bisa dianimasikan seperti di adobe premiere.
6.    Visual Effect Walaupun hanya sederhana, camtasia studio dilengkapi dengan visual Effect.

Dalam Camtasia Studio, anda dapat mengkonversi format ‘camrec’ menjadi format yang anda inginkan (SWF, WMV, AVI, RM, dll). Selain itu, anda juga dapat menambahkan berbagai efek yang sudah disediakan misalnya menambahkan efek transisi, menambahkan background musik, memberikan zoom, callouts, dan fasilitas lainnya yang akan mendukung video rekaman anda. Software ini sangat populer oleh para pembuat tutorial dan pembuat CD Interaktif. karena dari dahulu camtasia memang selalu lebih unggul dalam recording screen. 
Ini nih kelebihannya :
1.    file size hasil recording lebih kecil
selain lebih kecil juga perekaman gambar lebih halus dan lebih rendah menggunakan memori saat merekam layar.
2.    support multi layer
tidak seperti versi sebelumnya yang hanya mempunyai 1 track video, kini camtasia 8 bisa support beberapa track video secara langsung. 
3.    interaktif quizanda juga dapat membuat quiz untuk hasil rendernya layaknya CD Interaktif, ada banyak pilihan tipe quiz yang dapat anda pilih. 
4.    support HD
untuk export output HD camtasia 8 sudah mampu membuat lebih baik. dan hasil export bisa menggunakan format player HTML5.
5.    animasi motion 
layer atau track pada timeline bisa dianimasikan seperti di adobe premiere.
6.    Visual Effect
walaupun hanya sederhana, camtasia studio 8 dilengkapi dengan visual Effect.




Oleh    : Septiani Dwi Saputri
Matkul : Penerbitan Grafis dan Elektronik
Dosen : Pitoyo Widhi Atmoko S. Si, M.Si

KONSEP SERTA PROSEDUR PENGGUNAAN TEKNOLOGI RFID PADA PERPUSTAKAAN


1.   Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini telah berkembang dalam berbagai kegiatan di bidang keilmuan. Penerapan berbagai teknologi yang ada, tentunya akan memberi kemudahan pada suatu organisasi atau instansi untuk mengembangkan efisiensi pekerjaan dan kualitas layanan menjadi lebih baik. Salah satu instansi yang memanfaatkan perkembangan teknologi dalam layanannya adalah perpustakaan. Perpustakaan sebagai tempat berbagai sumber informasi, dalam hal ini dituntut untuk selalu memberikan yang terbaik bagi pemustakanya, baik dalam memaksimalkan bahan pustaka yang ada maupun layanan-layanan yang disediakan.
Menurut Williams dan Sawyer (2003) pengertian teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi kecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video. Teknologi informasi adalah istilah umum yang menjelaskan teknologi apapun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengkomunikasikan dan menyebarkan informasi. Teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer tetapi gabungan dari teknologi komputer dan teknologi komunikasi.
Perpustakaan erat kaitannya dengan penyediaan informasi, sesuai dengan pengertian perpustakaan menurut IFLA (International Federation Library Association) perpustakaan adalah tempat kumpulan materi tercetak dan non tercetak atau sumber informasi yang disusun secara sistematis, untuk digunakan oleh pemustaka. Dilihat dari pengertian di atas, dimana perpustakaan diartikan sebagai tempat terkumpulnya sumber informasi, maka dibutuhkan teknologi informasi untuk mendukung informasi tersebut agar mudah ditemukan dan dimanfaatkan oleh pemustaka. Dengan menggunakan teknologi yang canggih, perpustakaan diharapkan dapat berdampak bagi pemustaka agar lebih berminat untuk memanfaatkan berbagai layanan di perpustakaan.

2.   Teknologi Informasi

Keberadaan teknologi informasi tentu mempunyai pengaruh baik dari segi positif maupun negatif dalam berbagai kegiatan pelayanan di perpustakaan. Adapun dampak positif dari perkembangan teknologi informasi dalam kegiatan-kegiatan di perpustakaan adalah (Supriyanto: 2008):
a.   Meringankan beban pekerjaan pustakawan di perpustakaan sehingga pekerjaan lebih efektif dan efisien.
b.   Pertukaran informasi dan kerjasama dengan perpustakaan lain menjadi lebih mudah dan cepat tanpa harus bertatap muka secara langsung.
c.   Dapat meningkatkan citra perpustakaan karena mampu mengikuti perkembangan teknologi yang sesuai dengan perkembangan zaman.
d.   Dapat mempromosikan produk perpustakaan melalui website dengan mudah.
e.   Memberikan kemudahan dalam pengambilan keputusan terkait dengan pendendaan, pengadaan, wedding dan lain-lain.

3.   RFID (Radio Frequency Identification)

Sistem otomasi perpustakaan saat ini sudah dikombinasikan dengan menggunakan sistem identifikasi otomatis bahan pustaka, yang mana lebih mengefisienkan lagi pekerjaan di dalam perpustakaan. Sistem identifikasi otomatis yang selama ini banyak di pakai di perpustakaan adalah sistem barcode. Namun sistem barcode sudah mulai digantikan oleh penggunaan RFID.
Penggunaan barcode bila dibandingkan dengan penggunaan RFID sangat banyak perbedaannya, diantaranya sistem barcode hanya bisa dibaca, sedangkan RFID bisa dibaca dan dan ditulis ulang, untuk membaca dengan alat reader barcode harus disejajarkan sedangkan RFID tidak perlu disejajarkan, semua objek atau benda bisa dibaca secara bersamaan walau ditumpuk sekalipun, sedangkan barcode hanya membaca satu objek, RFID bisa digunakan untuk penjajaran.

4.   Pengertian RFID (Radio Frequency Identification)

RFID (Radio Frequency Identification) merupakan kombinasi dari frekuensi radio berbasis teknologi dan teknologi microchip. Informasi yang terkandung di dalam tag microchip dan ditempelkan pada bahan pustaka dapat dibaca menggunakan teknologi frekuensi radio. Sebuah alat pembaca (alias sensor, pemindai atau integrator) mencari antena pada tag dan mengambil informasi dari microchip dalam perangkat RFID. (Boss, Richard).
Pengertian RFID secara umum adalah sebuah teknologi terbaru untuk mengidentifikasi atau mendeteksi sebuah objek (benda/orang) dengan menggunakan gelombang radio, yang terdiri dari satu atau lebih alat pembaca/ transponder interogator dan RF transfer data yang dicapai dengan cara yang sesuai dimodulasi induktif atau memancarkan pembawa elektro-magnetik. Selain itu dapat digunakan sebagai pembawa data, dengan informasi yang ditulis dan diperbarui untuk tag pada saat digunakan.
Dengan menggunakaan RFID memungkinkan pengamanan dan penemuan kembali bahan pustaka di perpustakaan dengan mudah. Secara keseluruhan rak bahan pustaka dapat dibaca dengan alat pembaca sinyal pada portable scan reader. Kemudian pada hasil portable scan reader akan dilaporkan apakah ada bahan pustaka yang hilang atau dipinjam (keluar dari rak). Sebuah label RFID yang ditempelkan pada bahan pustaka akan mengidentifikasi bahan pustaka dan akan melindunginya. Ketika pemustaka melakukan pminjaman dan membawa bahan pustaka keluar dari perpustakaan maka label RFID akan terbaca oleh sistem. (Ahson, Syed: 2008).

5.   Komponen-komponen RFID

Komponen-komponen dari RFID yang pertama yaitu; tag RFID yang dapat berupa stiker, kertas atau plastik dengan beragam ukuran. Di dalam tag terdapat chip yang mampu menyimpan sejumlah informasi tertentu, yang kedua terminal reader RFID, terdiri atas RFID-reader dan antenna yang akan mempengaruhi jarak optimal identifikasi. Terminal RFID akan membaca atau mengubah informasi yang tersimpan dalam tag melalui frekuensi radio.
Ketika tag melakukan identifikasi, informasi yang tersimpan pada chip dalam tag dikode ulang oleh reader dan disimpan, dikirim ke server, atau dikomunikasikan kepada sistem perpustakaan terpadu bila sistem RFID dihubungkan dengan itu. Ketika tidak ada server, sebagian besar perangkat lunak disimpan di reader.  Terminal RFID terhubung langsung dengan system host computer, dimana mengatur alur informasi dari item-item yang terdeteksi dalam lingkup sistem RFID dan mengatur komunikasi antara tag dan reader (alat pembaca). Host bisa berupa stand-alone ataupun terhubung jaringan LAN/Internet untuk komunikasi dengan server.  Jenis konversi reader mencakup, stasiun kerja staf untuk meja sirkulasi dalam melakukan pekerjaan, pelindung diri stasiun pengisian dan pemakaian, reader untuk mengidentifikasi bahan pustaka yang dikembalikan dan pintu sensor untuk mengidentifikasi keamanan.
Sistem RFID di perpustakaan merupakan gabungan dari beberapa komponen. Beberapa komponen tersebut akan membuat mekanisme alur kerja di perpustakaan yang menjadikan perpustakaan yang bersangkutan berbeda dengan perpustakaan lainnya yang tidak menggunakan sistem RFID. Untuk mempersiapkan sistem tersebut maka berikut langkah-langkah:
·      Menginput deskripsi buku ke dalam tag RFID
·      Tempelkan tag RFID ke dalam buku
·      Masukkan buku ke dalam rak
·      Pindai buku dengan alat scanner genggam agar nantinya mempermudah shelving
·      Pemustaka mencari bahan pustaka di OPAC dan mencari ke jajaran rak
·      Kemudian peminjaman dilakukan secara mandiri (self service) dengan menggunakan alat self chek station
·      Buku yang dipinjam sudah melalui proses diatas tidak akan menjadi masalah ketika melewati pintu gerbang yang mana sudah dipasang alarm pengaman
·      Ketika pemustaka ingin mengembalikan buku maka bisa melalui alat book drop

6.   Penerapan RFID dalam Perpustakaan (Kelebihan dan Kelemahan)

Penerapan RFID dalam perpustakaan adalah penambahan teknologi terbaru yang digunakan dalam perpustakaan untuk kombinasi otomatisasi dan kegiatan keamanan dalam pemeliharaan dokumen baik di dalam perpustakaan atau ketika dokumen di luar perpustakaan (A. Narayanan, et.al.: 2007). RFID adalah teknologi terbaru untuk digunakan dalam sistem deteksi pencurian/ kehilangan bahan pustaka perpustakaan.
Sistem RFID mulai dipakai dalam perpustakaan pada akhir tahun 1990-an yang kegunaanya diantaranya tidak hanya mendeteksi hilangnya bahan pustaka, juga mempercepat kinerja staf dan pelaksanaannya, menyederhanakan dan mendukung kecepatan urusan dan pelaksanaan staf dan  dilaksanakan untuk tujuan pelacakan efisiensi dokumen di seluruh perpustakaan, mempermudah dan mempercepat pemakaian dokumen, keamanan bahan pustaka, inventarisasi, verifikasi dan penanganan di rak (Boss, 2009).
RFID memberikan keunggulan yang signifikan bila dibandingkan dengan penggunaan barcode dalam perpustakaan. Keunggulan utama adanya peningkatan kualitas pelayanan serta penghematan biaya operasional tenaga perpustakaan, karena teknologi RFID memungkinkan untuk penguna perpustakaan melakukan pelayanan mandiri (self-service) baik peminjaman maupun pengembalian bahan pustaka dengan menggunakan kartu anggota yang sudah ditanami chip RFID yang biasa disebut smartcard.
Dalam menerapkan teknologi baru maka akan terdapat segi positif dan segi negatifnya, begitu pula dalam sebuah perpustakaan maka akan ada kelebihan dan kelemahan dari teknologi RFID tersebut, diantara kelebihannya adalah: (Narayan: 2005 dan Boss: 2007):
1.   Kecepatan pengisian/pemakaian; penggunaan RFID mengurangi jumlah waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan sirkulasi dan inventarisasi karena tag RFID dapat dibaca dari jarak jauh.
2.   Penghematan waktu; dikaitkan dengan fakta-fakta informasi yang dapat dibaca dari tag RFID jauh lebih cepat dan beberapa bahan pustaka dalam tumpukan dapat dibaca pada waktu yang sama.
3.   Mempermudah layanan mandiri: sensor dapat membaca tag RFID yang telah dipasang dalam beberapa bahan pustaka yang dipinjam atau yang dikembalikan di waktu yang bersamaan.
4.   Kehandalannya tinggi; sistem RFID menghubungkan sensor untuk pintu keluar dan sistem sirkulasi untuk mengidentifikasi barang-barang yang keluar dari perpustakaan serta meminimalisir pencurian dan penghematan biaya.
5.   Inventarisasi dengan kecepatan tinggi; kemampuan untuk memindai bahan pustaka di rak tanpa menunjuk mereka keluar atau menghapusnya.
6.   Penanganan material (bahan pustaka) secara otomatis, termasuk menyortir bahan pustaka menurut kategori untuk diletakkan ditempat yang tidak dipakai.
7.   Umur tag panjang; Tag RFID berlangsung lebih lama dari barcode karena tidak adanya kontak langsung kepada item.
8.   Kegiatan sirkularsi cepat.
Disamping adanya keuntungan maka tidak bisa terlepas juga dari kekurangan penggunaan RFID dalam perpustakaan, beberapa kekurangan adalah (Narayan: 2005 dan Boos: 2007):
1.  Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian komponen RFID tinggi.
2.  RFID rentan untuk berkompromi karena lapisan foil dari tag yang terlalu tebal kemungkinan bisa menghalangi sinyal radio dan memungkinkan pembatalan sinyal tersebut.
3.  Kemungkinan penghapusan/ pencabutan tag yang dipasang yang pada item (bahan pustaka)
4.  Masalah sensor keluar, pintu sensor harus membaca dua kali jarak alat pembaca lainnya, maksudnya walaupun dari jarak jauh, sensor harus bisa menjalankan fungsinya.
5.  Ancaman terhadap privasi; Adanya informasi pribadi pemustaka (user) yang terekam pada tag RFID (smart card).

7.   Kesimpulan dan Saran

RFID (Radio Frequency Identification) merupakan sebuah teknologi baru nirkabel (wireless) yang unggul dan telah diterapkan di dalam dunia perpustakaan untuk mengembangkan layanan dan kinerja perpustakaan dalam hal identifikasi dan pengamanan, yang mana merupakan kemajuan teknologi yang berkelanjutan dari sistem barcode. Meskipun kelebihannya adalah identifikasi yang unik dan fleksibilitas dari RFID merupakan kabar baik, teknologi ini masih belum dipahami secara luas atau belum banyak diterapkan di lingkungan perpustakaan. Hal ini terlihat dari beberapa kekurangan yang ditimbulkan dari penerapan RFID di perpustakaan. Biaya yang dikeluarkan cukup tinggi untuk menggunakan teknologi ini dikarenakan dalam penerapannya, standarisasi dan inovasinya RFID terus berubah.
Penerapan RFID di perpustakaan yang masih relatif baru dan karenanya ada banyak fitur teknologi yang tidak dipahami oleh masyarakat umum. Perkembangan teknologi RFID terus menghasilkan kapasitas memori yang lebih besar. Diharapkan untuk kedepannya banyak perpustakaan di Indonesia bisa mengaplikasikan RFID dengan maksimal, agar staf perpustakaaan semakin maksimal pula dalam melaksananakan pekerjaan, dan dalam memberikan pelayanan kepada pemustaka. Selain itu perpustakaan yang sudah menerapkan RFID akan mempunyai nilai lebih serta akan mewujudkan perpustakaan yang modern sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Daftar Pustaka


A. Narayanan, et.al., Implementing RFID in Library: Methodologies, Advantages, and Disadvantages” tersedia di library.igcar.gov.in/readit-2005/conpro/lgw/s5-8.pdf atau di http://www.libsys.co.in/download/implementing_rfid_in_Libraries.pdf diakses pada tanggal 25 Maret 2016

Boss, Richard, 2007. RFID Technology for Libraries tersedia di http://staging.ala.org/ala/mgrps/divs/pla/plapublications/platechnotes/RFID-2007.pdf diakses pada tanggal 25 Maret 2016

Supriyanto, Wahyu dan Ahmad Muhsin, 2008. Teknologi Informasi Perpustakaan: Strategi Perancangan Perpustakaan Digital. Yogyakarta: Kanisius.









Oleh    : Angger Purwoko H
Matkul : Penerbitan Grafis dan Elektronik
Dosen : Pitoyo Widhi Atmoko S. Si, M.Si

BIG DATA
BIG DATA adalah buzzword atau menangkap-frase yang digunakan untuk menggambarkan volume besar, baik dari data terstruktur dan tidak terstruktur yang begitu besar sehingga sulit untuk memproses dengan menggunakan teknik database dan perangkat lunak biasa. Dalam kebanyakan kejadian data perusahaan yang terlalu besar atau bergerak terlalu cepat atau melebihi kapasitas pengolahan saat ini. Big data memiliki potensi untuk membantu perusahaan meningkatkan operasi, membuat lebih cepat dan keputusan yang lebih cerdas. Contoh Big Data Contoh data besar mungkin petabyte (1.024 terabyte) atau exabyte (1.024 petabyte) data yang terdiri dari miliaran triliunan catatan dari jutaan orang dari berbagai sumber yang berbeda (misalnya Web, penjualan, contact center pelanggan, media sosial, data ponsel dan sebagainya). Data tersebut biasanya terstruktur longgar atau data yang sering tidak lengkap dan tidak dapat diakses.
Big Data dan Jenis dataset Bisnis Ketika berhadapan dengan dataset yang lebih besar, organisasi menghadapi kesulitan untuk dapat membuat, memanipulasi, dan mengelola data yang besar. Data besar ini menjadi masalah khususnya dalam business analytics karena alat dan prosedur standar tidak dirancang untuk mencari dan menganalisis dataset yang besar. Sebuah penelitian dari perusahaan induk Webopedia QuinStreet menunjukkan, big data initiatives yang siap untuk pertumbuhan eksplosif. QuinStreet menyurvei 540 perusahaan pembuat keputusan yang terlibat dalam data besar dan menemukan dataset yang menarik bagi banyak bisnis saat ini termasuk struktur database biasa dari persediaan, order, dan informasi pelanggan, serta data tidak terstruktur dari Web, situs jejaring sosial, dan perangkat cerdas. Data ini, ketika ditangkap, diformat, dimanipulasi, disimpan, dan dianalisis dapat membantu perusahaan untuk mendapatkan informasi yang berguna untuk meningkatkan pendapatan, mendapatkan atau mempertahankan pelanggan, dan meningkatkan operasi. Akhir-akhir ini istilah Big Data marak di gunakan sebagai teknologi yang akan menjadi trend masa depan. Sebenarnya apa sih Big Data itu? Manfaat apa yang diberikan oleh Big Data? Siapa saja yang sudah menggunakan dan mendapatkan manfaat dari Big Data? Berikut sedikit ulasan tentang Big Data.
Big Data adalah sebuah teknologi baru di dunia teknologi informasi dimana memungkinan proses pengolahan, penyimpanan dan analisis data dalam beragam bentuk/format, berjumlah besar dan pertambahan data yang sangat cepat. Pengolahan dan analisis data dalam jumlah sangat besar ini memerlukan waktu yang relatif jauh lebih singkat dengan menggunakan Big Data dibanding teknologi data sebelumnya, misalnya. database relational seperti MySQL.
Ciri-ciri data yang ditangani oleh Big Data:
  1. Jumlah nya sangat besar (Volume). Biasanya ukuran total data dalam terabytes keatas.
  2. Pertumbuhan data sangat cepat (Velocity) sehingga data bertambah dalam jumlah yang sangat banyak dalam kurun waktu relatif singkat.
  3. Bentuk atau format datanya beraneka ragam (Variety). Format disini bisa berupa data dalam tabel-tabel relasional database seperti MySQL, file text biasa, File Excel atau bentuk apapun.
Manfaat yang bisa diberikan dari Big Data antara lain bisa memberikan gambaran yang lebih lengkap dari sebelumnya karena biasanya data yang dianalisis adalah data terstruktur misalnya data relasional database.
Contoh skenario dimana Big Data digunakan misalnya adalah pemanfaatan data dari social media, twitter, facebook dsbnya dipadukan dengan data dari perusahaan sendiri misalnya data dari penjualan atau data pelanggan yang sudah ada di relasional database. Dengan demikian bisa didapatkan analisis untuk melakukan strategi marketing yang jitu. Misalnya dengan menganalisis orang-orang di social media yang berpengaruh untuk memasarkan produk.
Contoh real dimana Big Data benar-benar dinikmati manfaatnya adalah sebuah startup bernama Klarna. Klarna adalah startup dari Swedia yang memberikan pelayanan semacam micro financing untuk e-commerce. Yang ditawarkan Klarna adalah pembeli online bisa langsung beli barang online tanpa membayar langsung. barang akan dikirimkan ke alamat pembeli. Selanjutnya  pembeli diberi waktu untuk membayar barang jika dia sukai dengan barang yang dikirim atau mengembalikan barang tersebut jika tidak disukai. Nah bagaimana jika pembeli tersebut tidak bertanggung jawab dan tidak membayar barang yang sudah dia terima? Disinilah Klarna memberikan solusi berbasis Big Data.
Klarna melakukan analisis terhadap data dari pembeli tersebut sehingga meminimalkan resiko dimanan pembeli tidak membayar barang yang sudah dia terima. Hasilnya Klarna tumbuh menjadi perusahaan micro financing besar untuk pasar e-commerce di Eropa. Sayangnya untuk Indonesia, berdasarkan survey beberapa perusaahn besar, penggunaan Big Data masih belum optimal. Teknologi ini masih dianggap asing dan belum dianggap akan memberikan hasil yang menguntungkan. "Big Data adalah data dengan ciri berukuran sangat besar, sangat variatif, sangat cepat pertumbuhannya dan mungkin tidak terstruktur yang perlu diolah khusus dengan teknologi inovatif sehingga mendapatkan informasi yang mendalam dan dapat membantu pengambilan keputusan yang lebih baik."
Keempat karakterik tersebut: berukuran sangat besar (high-volume), atau sangat bervariasi (high-variety), atau kecepatan pertumbuhan tinggi (high-velocity), dan sangat tidak jelas (high veracity) sering disebut dengan 4V's of Big Data. Teknologi Big Data diciptakan untuk menangani keempat ciri di atas. Jadi jika data Anda memiliki satu ciri saja atau beberapa kombinasi ciri di atas, tentunya dapat memanfaatkan teknologi Big Data yang tersedia di pasaran.
Definisi di atas merupakan kompilasi definisi dari Gartner - sebuah perusahaan riset dan konsultan IT yang sangat terkenal di dunia dan berbasis di US - dan beberapa organisasi lain yang menambahkan elemen high-veracity ke dalam definisi Gartner.
Big Data menjamin pemrosesan solusi data dengan varian baru maupun yang sudah ada untuk memberikan manfaat nyata bagi bisnis. Namun pengolahan data dengan ukuran dan kompleksitas besar tetap sekedar solusi teknologi kecuali jika dikaitkan dengan tujuan bisnis. Hal terpenting dari Big Data bukanlah sekedar kemampuan teknis untuk mengolah data melainkan manfaat yang dapat disadari oleh perusahaan dengan menggunakan Big Data Analytics Terminologi Big Data diyakini berasal dari perusahaan pencarian web yang mengolah data dengana gregasi yang terdistribusi sangat besar dan tidak terstruktur.
Contoh Big Data dapat berupa data yang berukuran hingga petabytes (1,024 terabytes) atau exabytes (1,024 petabytes), seperti milyaran hingga triliunan catatan personal seseorang yang semuanya berasal dari sumber berbeda seperti web, sales, customer service, social media, data mobile dan sebagainya. Data-data ini biasanya tidak terstruktur, sering tidak lengkap dan tidak dapat diakses. Pada saat berhadapan dengan kelompok data yang lebih besar, perusahaan menghadapi kesulitan membuat, memanipulasi dan mengelola Big Data. Big Data sesungguhnya masalah dalaman alisis bisnis karena tools dan prosedur standar tidak didesain untuk mencari dan menganalisa kumpulan data yang massive.




Oleh    : Arum Setyarini
Matkul : Penerbitan Grafis dan Elektronik
Dosen : Pitoyo Widhi Atmoko S. Si, M.Si


Tugas utama usaha penerbitan adalaha untuk mengkoordinasikan seluruh lini yang ada didalam organisasi usaha tersebut. Dan untuk mngkoordinasikannya dibutuhkan ketrampilan-ketrampilan yang memadahi. Salah satunya adalah ketrampilan manajerial agar mampyu menjalankan tugas utamanya mengkoordinasikan seluruh lini yang ada dalam naungan organisasi usaha tersebut.
Dalam menjalankan proses manajerial ini dapat dilakukan dengan oleh satu orang sebagai single manajer atau pun dapat juga dilakukan oleh beberapa manajer yang bersinergi menjalankan tigas utrama penerbitan. Sebenarnya semakin banyak manajer semakin baik proses manajerialnya. Karena tugas yang ditanggung pun semakin spesifik dan jelas garis pertanggung jawabannya.
Didalam pelaksanaan manajerial berbagai usaha termasuk didalamnya usaha percetakan, terdapat berbagai faktor pendorong yang dapat meningkatkan keberhasilan pelaksanaan manajerial penerbitan. Adapun faktor-faktor yang mendorong proses manajerial tersebut adalah sebagi berikut :
·         Pendanaan
Pendanaan disini diharapkan mampu untuk digunakan sebagai modal pendirian usaha. Modal tersebut terdiri dari pengadaan barang baik bergerak maupun yang tidak bergerak. Selain itu modal pun digunakan untuk pengganjian karyawan. Ketersediaan dana dalam hal ini diharapkan lebih, mampu meningkatkan kualitas hasil terbitan. Sehingga apabila hasil terbitannya berkualitas baik dan direncanakan secara baik pula, maka usaha percetakan tersebut akan dipercaya masyarakatluas.
·         Perencanaan
Bagian perencanaan ini digunakan sebagai bagian yang memikirkan langkah-langkah yang akan dilakukan. Mulai dari perencanaan sampai evaluasi pelaksanaan. Seperti saat suatu terbitan terjual dengan jumlah yang nbanyak. Atau sebaliknya, hanya tertumpuk digudang.
·         Target dan Promosi
Bagian ini bertugas melaksanakan perencanaan khusus penjualan yang direncanakan bagian perencanaan. Seperti misalnya bagian perencanaan menginginkan peningkatan penjualan ditahun depan guna menutup kerugian yang terjadi di tahun ini. Maka bagian target dan promosi menganalisa jenis terbitan apa yang harus dipasarkan, berapa jumlahnya, kepada siapa pengsa pasarnya, dimana penjualannya, sampai bagaimana pengiklanan terbitan tersebut.
·         Penjualan
Bagian penjualan adalah kelanjutan dari bagian target dan promosi. Bagian penjualan akan menindak lanjuti keputusan bagian target dan promosi apabila bagian tersebut memutuskan akan menjual baik penjualan baru atau tambahan dari terbitan tertentu. Bagian ini menghendel mulai dari pendistribusian skala kecil yang loangsung kepada pembeli. Atau juga pendistribusian kepada agen agen besar. Bagian ini pun bertanggung jawab atas proses administrasi keuangan hasil seluruh penjualan.
·         Sumber Daya Manusia
Terakhir adalah faktor SDM. Faktor ini berperan sebagai obyek yang menjalankan semua aktifitas baik perencanaan, target dan promosi, penjualan, bahkan proses sebelumnya yaitu pengadaan naskah dan produksi naskah.

Berdasarkan beberapa faktor pendorong manajerial usaha percetakan , tidak dipungkiri lagi bahwa faktor sumber daya manusia memiliki peran penting dalam menjalankan manajerial ini. Dan berikut merupakan SDM atau orang-orang yang berkecimpung dalam usaha penerbitan :
1.   Pengarang
Pengarang adalah orang yang menuangkan berbagai ide-ide pemikiran orisinilnya terhadap suatu bidang kedalam bentuk naskah tulisan yang kemudian karena keorisinilannya itu kepadanya diberikan hak atas kekayaaan intelektual. Hak ini mengijinkan pengarang untuk memperbanyak dan menyebarluaskannya kemasyarakat luas. Dan terhadap orang lain yang melakukan hal serupa tanpa perizinan pengarang maka akan dikenakan hokum pelanggaran hak cipta. Pengarang dalam usaha penerbitan diartikan sebagai partner kerja yang memproduksi modal naskah yang akan diterbitkan.
2.   Editor
Setiap naskah calon terbitan yang masuk ke penerbitan tidaklah langsung dicetak begitu saja. Namun harus melalui proses editing terlebih dahulu. Proses editing ini digunakan agar naskah tersebut sesuai dengan kebijakan perusahaan dan pearturan perundang-undangan yang berlaku.
Editor sendiri terdiri dariberbagai jenis. Namun disetiap penerbit biasanya memiliki jumlah dan jenis editor yang disesuaikan dengan kebutuhan penerbit. Berikut adalah jenis-jenis editor beserta tugasnya yang secara umum ada di penerbit :
a.    Chief Editor berkedudukan tertinggi dalam mengelola dan mengambil segala keputusan sub bidang editorial
b.    Managing Editor berkedudukan membantu chief editor melaksanakan urusan teknis seperti mengatur setiap editor agar dapat saling bersinergi.
c.    Senior Editor disebut juga sebagi acquisition Editor karena ia bertanggung jawab menentukan layak atau tidaknya suatu naskah yang masuk ke penerbit untuk diterbitkan.
d.    Copy Editor adalah editor yang bertugas memeriksa dan memperbaiki naskah sesuai kaidah kepentingan penulis, penerbit maupun pembaca. Pemeriksaan dan perbaikan ini meliputi kesalahan penulisan, kesalahan bahasa (ejaan, tanda baca, dsb ) seerta kesalahan atas konsistensi dalam penulisan.
e.    Right Editor merupakan editor yang berhubungan dengan ranah hokum seperti HAKI, ISBN, KDT, maupun terhadap pengarang maupun penerbit lain.
f.     Picture Editor bertugas atas kualitas visual grafik, ilustrasi, desain, setting, dab tata letak halaman.
3.   Percetakan
Pencetak hanya bertugas melakukan proses pencetakan kebentuk fisik buku setelah melalui proses editing penerbit. Pencetak sebelum mencetak dalam jumlah yang banyak  terlebih dahulu mengirimkan contoh cetakan pertama untuk dilihat pengarang dan penerbit. Kemudian apabila sudah disetujui, maka pencetak baru akan memproduksinya secara masal. Dalam percetakan ada yang disebut cetak outset atau cetak datar serta cetak letterpress atau cetak timbul.
4.   Agen Sastra
Di Indonesia agen sastra tidak begitu dikenal. Namun di Negara yang sudah lebih maju penerbitannya, agen sastra sangat disadari arti keberadaannya. Agen sastra merupakan pihak yang menjembatani antara penerbit dan pengarang. Selain mencari naskah dari pengarang untuk disamapaikan kepernerbit, agen sastra pun merupakan orang ketiga dalam penerbitan. Agen sastra atau yang juga disebut literary agent bekerja atas nama pengaranag guna mengurangi kesnjangan dalam kerjasamanya dengan penerbit. Agen sastra dikatakan orang ketiga karena ia dibutuhkan oleh kedua belah pihak. Dari sisi penerbit sebagai pihak yang menyediakan dan menilai kelayakan  naskah. Kemudian dari sisi pengarang bekerja sebagai kuasa hukumnya namun HAKI tetap ada pada pengarang tersebut.
5.   Distributor dan Toko Buku
Distributor dan toko buku tercantum dalam mata rantai penyebarluasan terbitan kepada masyarakat karena kode etik yang ditetapkan IKAPI ( Ikatan Penerbit Indonesia) bahwa sedapat mungkin penerbit menghindari penjualan langsung kepada pembeli guna meletakan pendistributor utama sebagai pengawas dan peminimalisir tindak plagiasi cetakan.
Dari sekian banyak orang yang terlibat dalam penerbitan, tentunya terdapat akan banayk bermunculan berbagai masalah baik dalam proses penerbitan, proses pemasaran, maupun dari sisi hokum. Dan untuk menjaga orang-orang maupun keharmonisan dunia percetakan. Makia dibentuklah sebuah organisasi profesi yang
mengontrol seluruh kegiatan dalam dunia penerbitan.



IKAPI atau Ikatan Penerbit Indonesia adalah sebuah organisasi profesi yang berasaskan pencasila, gotong royong, serta kekeluargaan guna menaungi seluruh penerbit yang ada di Indonesia. Dalam menjalankan perannya untuk mengembangkan dunia perbukuan, IKAPI membuat suatu asas yang disebut panca daya IKAPIpada 4 Juli 1956. Adapun yang disebut panca daya IKAPI adalah :
1.    Usaha memperluas kesempatan membaca dan memperbesar golongan pembaca melalui pendirian perpustakaan desa
2.    Mengembangkan penerbitan buku pendidikan dan pengajaran dengan menarik biaya alat pengajaran.
3.    Meneybarkan karya sastra sastrawan dengan mengusahakan hak cipta dan ekspor buku
4.    Melindungi hak cipta penerbit buku universitas dan kesusastraan
5.    Mengembangkan usaha grafika bagi keperluan pencetakan buku.
Tahun 1960 lima tahun setelah kemerdekaan anggota ikapui berjumlah 46 orang. Kemudian pada tahun 2014 telahn menjadi 1.314 anggota. Hal ini adalah bukti konsistensi penerapan filosofi visi dan misi IKAPI oleh seluruh anggotanya. Adapun visi tersebut adalah menjadikan industry penerbitan buku di Indonesia mampu memenuhi kebutuhan pasar dalam negri dan berkiprah di pasar internasioanal menurut situs resminya di http://www.ikapi.org/. serta misinya ikut serta mencerdaskan kehidupan bangasa melalui upaya penciptaan iklim perbukuan yang kondusif, pengembangan system perbukuan yang kompetitif, dan peningkatan profesionalisme asosiasi serta peran anggotanya sehingga perbukuan nasional mampu berperan secara optimkal demi memprcepat terbentuknya masyarakat demokratis dan bertanggung jawab.
Berdasarkan pernyataan sebelumnya, banyaknya penerbit yang saat ini bergabung dengan IKAPI merupakan bukti profesionalitasnya. Namun apabila penerbit memutuskan tidak inginbergabung dengan IKAPI, itu merupakan haknya sejak berlakunya era reformasi. Namun untuk organisasi-organisasi yang memutuskan bergabung maka ia pun akan mendapat banyak keuntungan. Keuntungan-keuntunga itu adalah :
1.    Penerbit yang menggabungkan diri ke dalam Ikapi akan mendapatkan pengembangan profesionalitas perbukuan lewat berbagai event yang diadakan Ikapi, seperti seminar, lokakarya, dan pelatihan.
2.    Penerbit yang menggabungkan diri ke dalam Ikapi akan mendapatkan perlindungan kode etik bisnis penerbitan buku serta bantuan hukum (advokasi) terhadap masalah-masalah terkait perbukuan.
3.    Penerbit yang menggabungkan diri ke dalam Ikapi akan mendapatkan informasi tentang berbagai kebijakan pemerintah menyangkut perbukuan, proyek-proyek pengadaan buku pemerintah, maupun kegiatan-kegiatan nasional atau internasional di bidang perbukuan.
4.    Penerbit yang menggabungkan diri ke dalam Ikapi akan memperoleh benefit dari silaturahim atau hubungan antarpenerbit sehingga dapat membina kerja sama dalam bentuk penerbitan bersama (co-publishing) atau kerja sama lainnya yang saling menguntungkan.
5.    Penerbit yang menggabungkan diri ke dalam Ikapi mendapatkan eksistensi sebagai anggota organisasi profesi untuk berhubungan dengan organisasi profesi atau organisasi bisnis lainnya, baik dalam bidang perbukuan maupun bidang di luar perbukuan.
6.    Penerbit yang menggabungkan diri ke dalam Ikapi mendapatkan prioritas keikutsertaan dalam berbagai eventpameran buku, baik yang diadakan di Indonesia maupun di luar negeri dengan biaya yang lebih efisien.

Masa keanggotaan IKAPI adala 2 tahun dan bias diperpanjang apabila telah habis. Anggotanya tidak hanya berasal dari pihak swasta sebagai anggota biasa, namun juga lembaga atau instansi pemerintah sebagai anggota luar biasa dan juga dapat pula perorangan yang statusnya akan menjadi anggota kehormatan. Kemudian syarat serta ketentuan menjadi anggota baik biasa, luar biasa maupun kehormatan tercantum dalam Anggaran Rumah Tangga IKAPI pasal 19 sampai 22.
Oleh    : M. Ulin nuh Khoirul Umam
Matkul : Penerbitan Grafis dan Elektronik
Dosen : Pitoyo Widhi Atmoko S. Si, M.Si

Tren eBook dan Pasar Dunia

Di awal tahun 2000 ketika Raksasa teknologi Amerika, Microsoft mulai mengalihkan seluruh buku di Perpustakaan Kongres Amerika ke dalam bentuk digital. Perpustakaan terbesar di dunia ini memiliki 115 juta koleksi buku, majalah, jurnal, dalam 450 bahasa. Hal ini tentu saja menjadi terobosan yang membuat orang tak perlu berlelah-lelah menuju perpustakaan untuk mengkaji dan mencari referensi.
Keputusan Microsoft ini cukup beralasan karena minat "membaca" buku, yang mempertemukan penerbit dan konsumen, kian membesar. Namun, disisi lain mendatangkan buku secara fisikselalu menjadi masalah. Misalnya, buku hilang, atau rusak. Tidak hanya itu penyebaran informasi dan pengetahuan yang berasal dari buku-buku dari belahan Eropa dan Amerika sering mengalami keterlambatan untuk tiba di negara-negara Asia dan Afrika.
Microsoft sebenarnya bukanlah pemain pertama yang melansir buku elektronik. Sekitar akhir tahun sembilanpuluhan menjelang tahun 2000, ebookcentral.com, NuvoMedia, dan SoftBook Press sudah memulai bahkan menerbitkan perangkat eBook. Tetapi karena pada saat itu banyak penerbit yang tidak tertarik membuat buku edisi digital membuat NuvoMedia dan SoftBook Press harus menjual RocketBook yang menjadi perangkat pembaca eBook seharga US$ 199 dari harga awalnya US$ 300, tidak hanya itu keberadaan dua perusahaan tersebut terpaksa harus dibeli Gemstar International dari TV Guide.
Pada perkembangan berikutnya, Adobe, yang terkenal dengan perangkat Fotosoft untuk mengatur tampilan foto, mengeluarkan Acrobat Reader. Perangkat baca ini bisa diperoleh di homepage-nya Adobe.com secara gratis. Adobe juga telah mengembangkan fitur tambahan bernama CoolType. Dengan fasilitas ini memungkinkan tampilan buku bisa dibaca pada layar LCD (liquid central display). Layar inilah yang kini digunakan banyak penyedia komputer genggam.
Saat ini pengguna Android juga ikut dimanjakan dengan aplikasi untuk membaca buku yang bernama Aldiko Book Reader. Bahkan kini Aldiko telah mencapai versi ke 2. Pada Aldiko Book Reader 2.0, diperubahan dilakukan terutama di bagian user interface, dimana pengguna dapat dengan mudah melakukan akses ke buku-buku terbaru dan best-sellers, pilihan font yang lebih baik, rendering teks dan tipografi yang lebih baik, dan masih banyak kenyaman yang diperoleh bagi pengguna android.

A.   Perkembangan di Dunia
Ada tiga catatan yang patut dibuka untuk melihat perkembangan eBook di dunia, tidak hanya rintisan awal tetapi sejumlah keberhasilan yang telah dilakukan pada tiga tempat berikut ini: Project Gutenberg, merupakan layanan buku digital terbesar dan tertua yang mendukung free eBook. Hingga saat ini terdapat lebih dari 25.000 buku digital yang dengan mudah ditemukan dalam katalog onlinenya. Lalu arXiV yang terdapat di Universitas Cornell. Fasilitas ini memberikan akses secara terbuka terhadap 368.128 referensi elektronik dalam bidang fisika, matematika, sains komputer dan biologi kuantitatif. Hal ini didasarkan pada niat sejumlah ilmuwan yang peduli dengan penyebaran ilmu pengetahuan untuk masyarakat umum secara bebas.
Dahulu para ilmuwan tersebut menyajikan karyanya dalam jurnal elektronik bergensi dan berbayar, namun kini telah digratiskan begitu juga dengan buku-buku hasil terbitan para ilmuwan tersebut. Kemudian adanya proyek sejuta buku atau yang dikenal dengan The Million Book Project. Proyek ini dikembangkan oleh Universal Library, yang merupakan sebuah perpustaaan digital dengan dipelopori oleh Universitas Carnegie Mellon di Amerika Serikat, universitas Zhejiang di China, Institut Sains di India, dan perpustakaan Alexandria di Mesir. Proyek ini memuat referensi dalam 16 bahasa dan koleksi bukunya sudah ada sejak terbitan abad 16.
Hingga saat ini industri buku elektronik di seluruh penjuru dunia belumlah semapan buku konvensional walaupun penjualan eBook di Amerika Serikat menunjukkan keunggulan di bandingkan buku cetak. Tren positif ini ternyata mampu membawa jaringan penerbit dan penyedia jasa buku elektronik yang dulunya seringkali kurang responsif terhadap pembeli kini mulai menunjukkan keseriusannya.
B.    Kondisi Indonesia Saat Ini
Masuknya eBook di Indonesia seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi global. Transformasi dari buku cetak menuju bentuk digital yang ditampilkan melalui media internet memudahkan pembaca dalam mencari informasi yang tersedia. Kehadiran eBook pun mulai digemari karena content dan tampilan yang dimiliki buku digital cukup interaktif sehingga oleh banyak kalangan baik dari yang tua hingga remaja lebih tertarik menggunakan buku digital. Disisi lain harga yang relatif lebih murah, praktis, dan menyenangkan untuk dibaca juga menjadi pertimbangan dalam memilih buku digital sebagai bahan bacaannya.
Saat ini sumber buku elektronik yang legal di Indonesia belumlah banyak, antara lain dirilis oleh Departemen Pendidikan Nasional (kini menjadi Kementerian Pendidikan Nasional) dengan dibukanya Buku Sekolah Elektronik (BSE). BSE adalah buku elektronik legal dengan lisensi terbuka yang meliputi buku teks mulai dari tingkatan dasar sampai lanjut. Buku-buku di BSE telah dibeli hak ciptanya oleh pemerintah Indonesia melalui Depdiknas, sehingga bebas diunduh, direproduksi, direvisi serta diperjualbelikan tetapi dengan batas atas harga yang telah ditentukan. Lebih dari itu, seluruh buku ini telah dinilai dan lolos saringan dari penilai di Badan Nasional Standardisasi Pendidikan (BNSP).
Kebijakan Depdiknas waktu itu membeli hakcipta 95 judul buku teks pelajaran SD/Madrasah Ibtidaiyah, 72 judul buku teks SMP/Madrasah Tsanawiyah, 24 judul buku teks SMA/ Madrasah Aliyah dan 216 judul buku teks SMK. Buku-buku itu meliputi pelajaran matematika, Bahasa Indonesia, IPA, Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Juga Bahasa Inggris, mata pelajaran adaptif, mata pelajaran produktif dan mata pelajaran normatif untuk jenjang SMK. Secara keseluruhan terdapat 407 judul buku.
Selain itu Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia juga menyediakan sarana bagi penulis dan publik untuk membuka akses atas aneka buku elektronik dengan lisensi terbuka. Sarana ini telah dibuka dengan nama BUKU-e. Selain untuk buku-buku ilmiah, BUKU-e LIPI juga ditujukan untuk buku 'pembelajaran ilmiah', seperti diktat, buku teks, dan lain-lain. Termasuk buku-buku BSE juga di-mirror di BUKU-e LIPI.
Dunia industri mulai melirik eBook, Penerbit Mizan misalnya di tahun 2001 mempelopori keberadaan buku digital dengan memberikan eBook berjudul "Wasiat Sufi Imam Khomeini kepada Putranya Ahmad Khomeini" secara gratis di situs mereka. Untuk memperkenalkan eBook lebih memasyarakat, beberapa pengusaha mencoba menggabungkan buku elektronik dengan bisnis toko buku di Internet, meniru Amazon. Misalnya, E-Book Centro ebook-centro.com.
C.   Versi eBook Gratisan
Tak bisa dipungkiri keberadaan buku elektronik menjadi dilema bagi para pengusaha bidang ini, bagaimana tidak disatu sisi keinginan menjual sangat tinggi tetapi secara bersamaan di dunia maya telah banyak beredar eBook yang dengan mudah diperoleh secara gratis.
Sebut saja Abacci Books (abacci.com). Menyediakan berbagai buku elektronik yang sebagiannya diambil dari Project Gutenberg, digabungkan dengan berbagai resensi buku dan link ke Amazon. Lalu National Academies Press (nap.edu). Menyediakan laporan-laporan ilmiah dari lembaga-lembaga ilmu pengetahuan Amerika Serikat, yaitu National Academy of Sciences, National Academy of Engineering, Institute of Medicine dan the National Research Council. Begitu juga dengan Read Print (readprint.com), menyediakan buku-buku sejarah dan karya sastra Barat.
Dengan segala tren positif dan catatannya keberadaan eBook mulai dirasakan penting, tidak hanya mengurangi kebutuhan akan ruang penyimpanan, tetapi juga tidak membutuhkan ongkos untuk perbaikan fisik buku, mempermudah dan menurunkan ongkos tukar-menukar koleksi, menghilangkan kebutuhan mengembangkan sistem pengamanan dari pencurian buku, dan sangat cocok untuk sistem belajar tersebar atau sistem belajar jarak jauh. Namun yang terpenting adalah kemampuan dan minat baca dengan hadirnya eBook semoga dapat berpengaruh postif khususnya di masyarakat Indonesia.

D.   Kelebihan dan Kekurangan E-Book – Formal
E-book mungkin adalah kata yang sudah tidak asing di telinga kita. Ya, e-book adalah buku elektronik yang biasanya dibuka melalui komputer. E-book sekarang ini sudah mendunia dan menjamur di internet dikarenakan kelebihan-kelebihan yang ada pada e-book. Berikut ini adalah beberapa kelebihan dari e-book :
Harga e-book lebih murah daripada buku biasa atau konvensional. Ini merupakan salah satu alasan terbesar yang membuat orang lebih memilh e-book daripada buku biasa, bandingkan saja harga buku konvensional yang isinya hampir sama dengan 2 sampai 3 kali lipat harga e-book, sedangkan harga-book sendiri sangatlah murah bahkan bisa gratis yang kita dapatkan dari beberapa situs yang menyediakan e-book gratis.
E-book ramah lingkungan. Dengan menggunakan e-book kita telah menghemat kertas yang dihasilkan dari pohon. Kita pun juga menghemat tinta, karena e-book tidak memerlukan tinta sama sekali
E-book ANTI RUSAK, selama tidak terkena virus, itu pun juga dapat dibersihkan dengan anti virus. Bayangkan saja dengan buku konvensional yang dapat rusak, sobek, ketumpahan tinta dan berbagai hal yang dapat merusaknya.
E-book itu mudah dibawa dan memiliki ukuran yang relatif kecil. Kita dapat dengan mudah membawa beribu-ribu e-book hanya dalam flashdisk yang ukurannya mungkin hanya sekitar jari kita. Hal ini dikarenakan ukuran file e-bok yang relatif kecil.
Kita dapat menghemat waktu dan tempat kita. kita dapat menghemat waktu kita karena kita tidak perlu ke toko buku untuk membli buku. Dari segi tempat, kita tidak memerlukan tempat untuk menyimpan e-book, sebab kita hanya membutuhkan 1 flasdisk yang dapat berisi beribu-ribu e-book.
Sistem pengiriman e-book sangat cepat. Kita dapat melakukan pengiriman e-book dalam hitungan beberapa menit bahkan bisa dalam beberapa detik. Bandingkan dengan buku konvensional yang memerlukan waktu berhari-hari.
Di samping memiliki kelebihan-kelebihan, e-book juga tidak luput dari kekurangan. beriku ini beberapa kekurangan e-book :
Membutuhkan suatu perangkat lunak untuk membukanya, baik komputer atau alat lainnya. Sehingga kita membutuhkan waktu yang cukup lama hanya untuk membukanya, sedangkan buku biasa dapat langsung kita buka dan tutup sesuka hati .
Kenyamanan. Biasanya jika ingin membaca buku kita ingin dalam kondisi nyaman, seperti tiduran,   duduk santai di sofa,  dan tiduran di lantai. Hal ini tidak bisa kita lakukan dengan e-book, karena kita harus menatap PC atau laptop, dan terkadang kita tidak tahan untuk berlama-lama menatap monitor.
Mata yang tidak terbiasa untuk membaca di monitor. Hal ini membuat kebanyakan orang cenderung mencetak e-book dengan printer,  setelah membaca beberapa halaman dari e-book.
E-book memiliki berbagai format, yang terlihat dari extension filenya seperti pdf, txt, doc, chm, dejavue, iSilo, dan lain-lain. Hal ini membuat dibutuhkan berbagai aplikasi berbeda untuk membukanya maupun membuatnya.Misal untuk format PDF, untuk membacanya umumnya menggunakan Acrobat dari Adobe. Untuk membuatnya menggunakan aplikasi sejenis PDF writer.
Tidak semua format e-book memiliki sekuriti yang baik. Misal format txt, sangat rentan terkena virus atau dijebol sekuritinya. Sedangkan pdf sudah memiliki sekuriti yang baik. Tetapi secanggih apapun format sekuriti e-book, karena digital, e-book tetap bisa dibongkar terutama oleh para hacker.
Sensasi. Maksudnya disini, kita memiliki rasa sensasi yang kita rasakan ketika membuka tiap-tiap lembaran dari buku biasa, namun hal ini tidak kita rasakan pada e-book.

Daftar Pustaka
di akses tgl 5 maret 2016 jam 12:34
Prakoso Bhairawa Putera Peneliti Muda bidang Kebijakan dan Administrasi (Kebijakan Iptek) LIPI
Biskom, 26 Agustus 2011 http://www.buku e.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1321295564&&1






Oleh    : Pretty G. lakapu
Matkul : Penerbitan Grafis dan Elektronik
Dosen : Pitoyo Widhi Atmoko S. Si, M.Si


Desain Grafis dan Elektronik

            Pengertian Desain Komunikasi Visual dan Desain Grafis - Desain Komunikasi Visual atau yang biasa disingkat menjadi DKV masih merupakan hal yang asing ditelinga masyarakat Indonesia. Di masyarakat awam, desain komunikasi visual ini sering di identikkan dengan tukang print atau tukang baliho dan reklame. Sehingga banyak orang yang memandang sebelah mata pada dunia desain. Pendapat orang awam tentang desain komunikasi visual yang identik dengan iklan memang bukan pendapat yang salah, tapi tidak juga sepenuhnya benar karena iklan hanyalah salah satu media atau sarana yang dihasilkan oleh desain komunikasi visual.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6_M3TYBlxV-K6H_u0y5-yMsLTdpY1LEuY4JARHXT6lgdB4WF7-VwblodQAvlBLUYp67aqt8_0Hm7L1geiidxtC6zqVaK3gsMHy5_Et7Ixuc4okXk6aIW5fFagmsubhGMlI_HU-fS7RTE/s1600/gambar.jpg
Sumber: hitamputih2013.blogspot.com

Sedangkan pengertian dari desain komunikasi visual adalah seni menyampaikan pesan (art of communication) dengan menggunakan bahasa rupa (visual language) yang disampaikan melalui media berupa desain yang bertujuan menginformasikan, mempengaruhi, hingga mengubah prilaku target audience dengan tujuan yang ingin diwujudkan. Sedangkan bahasa rupa yang dipakai berupa grafis, tanda, simbol, ilustrasi gambar/foto, tipografi, huruf, dan masih banyak lagi yang lain.
3 Fungsi desain komunikasi visual

1. Sebagai Sarana Identifikasi
Fungsi utama dari desain komunikasi visual adalah sebagai sarana identifikasi. Identitas seseorang dapat mengatakan tentang siapa orang itu, dan darimana ia berasal. Begitu juga dengan sebuah benda atau produk dapat memberitahu kita bagaimana kualitas produk tersebut, dan membuat produk tersebut lebih mudah dikenali baik oleh produsennya atau konsumen.
2. Sebagai Sarana Instruksi dan Informasi

Sebagai sarana instruksi dan informasi, desain komunikasi visual bertujuan menunjukkan hubungan antara suatu hal dengan hal lainnya dalam petunjuk, arah, skala, dan posisi.
3. Sebagai Sarana Promosi dan Presentasi

Tujuan dari desain komunikasi visual sebagai sarana promosi dan produksi adalah untuk menyampaikan pesan, pendapat perhatian (atensi) secara visual sehingga mudah diingat.

Selain dari fungsi, ada dua hal lagi yang harus dipahami oleh seorang desain komunikasi visual yaitu, prinsip dan unsur. Mengapa ini penting? Karena jelas seorang desainer harus tau unsur apa saja yang membalut desain komunikasi visual dan prinsip yang harus dipegang oleh seorang desainer.

6 Unsur Desain Komunikasi Visual

1.  Warna (Color)
Warna merupakan unsur penting dalam objek desain. Karena dengan warna, orang bisa menampilkan identitas, menyampaikan pesan, atau membedakan sifat-sifat visual secara jelas.
2.  Format
Format adalah unsur lain dalam desain yang mendefinisikan besar kecilnya suatu objek. Dengan menggunakan unsur ini anda dapat menciptakan kontras dan penekanan pada objek desain anda. Hal ini memudahkan anda untuk menyampaikan pesan yang bersifat sangat penting, penting, dan kurang penting yang bisa dilihat dari ukuran (format).
3.  Tekstur
Tekstur adalah tampilan permukaan dari suatu benda yang dapat dinilai dengan cara dilihat atau diraba. Tekstur terbagi menjadi dua, tekstur nyata dan tekstur semu.
4.  Ruang (Space)
Ruang merupakan jarak antara suatu bentuk dengan bentuk lainnya, pada praktek desain dapat dijadikan unsur untuk memberi efek estetika desain dan dinamika desain grafis.
5.  Garis (Line)
Sebuah garis adalah unsur desain yang menghubungkan antara satu titik poin dengan titik poin lainnya sehingga, bisa membentuk gambar garis lengkung, atau garis lurus.
6.  Bentuk (Shape)
Bentuk adalah segala hal yang memiliki diameter tinggi dan lebar. Bentuk dasar yang dikenal oleh orang adalah kotak (rectangle), lingkaran (circle), dan segitiga (triangle).

Prinsip Desain Komunikasi Visual

1.  Kesatuan (Unity)
Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa yang sangat penting. Tidak ada kesatuan dalam sebuah karya rupa akan membuat karya tersebut terlihat cerai berai, kacau balau, dan membuat karya seni tersebut tidak enak dilihat.
2.  Keseimbangan (Balance)
Karya seni dan desain harus memiliki keseimbangan agar nyaman dipandang dan tidak membuat gelisah. Keseimbangan adalah keadaan yang dialami oleh suatu benda jika semua daya yang bekerja saling meniadakan.
3.  Proposi (Propotion)
Proposi termasuk prinsip dasar dasar tata rupa untuk memperoleh keserasian. Untuk memperoleh keserasian dalam sebuah karya diperlukan perbandingan-perbandingan yang tepat.
4.  Irama (Rythm)
Irama adalah pengulangan gerak yang teratur dan terus menerus.
5.  Dominasi (Domination)
Dominasi merupakan salah satu prinsip dasar yang harus ada dalam sebuah desain. Dominasi berasal dari kata "dominance" yang berarti keunggulan. Sifat unggul dan istimewa ini akan menjadikan suatu desain unggul dan lebih istimewa.

Selain fungsi, prinsip, dan unsur yang telah dijelaskan, desain komunikasi visual juga memiliki beberapa cabang ilmu salah satunya adalah desain grafis. Desain grafis adalah seni dalam berkomunikasi dengan menggunakan tulisan, ruang, atau gambar. Ilmu desain grafis mencakup seni visual, tipografi, tata letak, dan desain interaksi.
Bagi anda yang ingin kuliah dengan mengambil jurusan desain komunikasi visual, berikut ini ada beberapa universitas yang memiliki jurusan desain komunikasi visual. Dimana aja? Check this out!
universitas yang memiliki jurusan desain komunikasi visual

1.  Institut Teknologi Bandung (ITB)
Nama Jurusan/Program Studi  : Desain Komunikasi Visual
Fakultas  : Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD)
Alamat  : Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
No Telp/Fax  :(022) 250-0935
Alamat E-mail  : info-center@itb.ac.id

2.  Institut Kesenian Jakarta (IKJ)
Nama Jurusan/Program Studi  : Desain Komunikasi Visual
Fakultas  : Fakultas Seni Rupa 
Alamat  : Pusat Kesenian Jakarta - TIM, Jl. Cikini Raya No. 73, Jakarta Pusat 10330
No Telp/Fax  :(021) 392-4018/ (021)319-24807
Alamat E-mail  : baak-ikj@yahoo.co.id
Website  : http://www.ikj.co.id

3.  Institut Manajemen Telkom (IMTELKOM)
Nama Jurusan/Program Studi  : Desain Komunikasi Visual
Fakultas  : Fakultas Manajemen Desain Komunikasi Visual (FMDK)
Alamat  : Jl. Gegerkalong Hilir No. 47, Bandung 41052
No Telp/Fax  :(022) 201-1384 | 85 | 88 / (022) 201-1387
Alamat E-mail  : info@imtelkom.ac.id

4.  Universitas Bina Nusantara (Binus)
Nama Jurusan/Program Studi  : New Media, Animation, Creative, Advertising / School Of Design
Alamat  : Jl. KH. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta 11480
No Telp/Fax  : (021) 534-5830 / (021) 530-0244
Alamat E-mail  : dkv@binus.ac.id

5.  Universitas Brawijaya 
Nama Jurusan/Program Studi  : Desain Grafis dan Periklanan
Fakultas  : Vokasi
Alamat  : Jl. Veteran 12 dan 16, Malang 65100
No Telp/Fax  :(0341) 553-240
Alamat E-mail  : vokasi@brawijaya.ac.id

6.  Universitas Multimedia Nusantara (UMN)
Nama Jurusan/Program Studi  : Desain Komunikasi Visual
Fakultas  : Fakultas Seni  dan Desain 
Alamat  : Jl. Boulevard Gading Serpong, Tangerang, Banten
No Telp/Fax  :(021) 5422-0808, (021) 3703-9777 / (021) 5422-0800
Alamat E-mail  : pmb@unimedia.ac.id

7.  Universitas Negeri Jakarta (UNJ)
Nama Jurusan/Program Studi  : Desain Grafis
Fakultas  : Fakultas Bahasa dan Seni
Alamat  : Gedung Daksinapati, Gedung E, Jl. Rawamangun Muka, Jakarta 13220
No Telp/Fax  :(021) 489-5124, (021) 289-0046 ext. 192
Alamat E-mail  : unj@unj.ac.id
Website  : http://www.unj.ac.id

8.  Universitas Indraprasta (UNINDRA) PGRI
Nama Jurusan/Program Studi  : Desain Komunikasi Visual
Alamat  : Jl. Nangka No. 58C, Tanjung Barat (TB Simatupang) Jagaraksa, Jakarta Selatan 12530
No Telp/Fax  :(021) 781-8718 / (021) 7883-5283
Alamat E-mail  : university@unindra.ac.id

9.  Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)
Nama Jurusan/Program Studi  : Desain Komunikasi Visual
Fakultas  : Fakultas Desain
Alamat  : Jl. Dipatiukur 112-116, Bandung 40132
No Telp/Fax  : (022) 250-3054 (ext.123) / (022) 253-3754
Hotline  : 0818 422 333, 0813 133 93333 (Didi Subandi)
Alamat E-mail  : eka_277@yahoo.com

10.  Universitas Ars International
Nama Jurusan/Program Studi  : Desain Komunikasi Visual
Alamat  : Jl. Sekolah Internasional No. 1, Bandung 40282
No Telp/Fax  : (022) 721 3990 / (022) 720 4286

11.  International Design School
Nama Jurusan/Program Studi  : Digital Design
Alamat  : Epicentrum Walk Level 3, Komplek Rasuna Epicentrum, Jl. HR. Rasuna Said, Setiabudi, Jakarta 12960
No Telp/Fax  :(021) 2994 1201-04
Alamat E-mail  : info@idseduction.com

12.  Universitas Esa Unggul 
Nama Jurusan/Program Studi  : Desain Komunikasi Visual
Fakultas  : Fakultas Desain dan Industri Kreatif
Alamat  : Jl. Arjuna Utara No.09,Tol Tomang, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510
No Telp/Fax  : (021) 567 4223, (021) 568 2510 / (021) 567 4248
Hotline  : (021) 7064 6060, (021) 7024 7272
Alamat E-mail  : humas@esaunggul.ac.id

13.  Universitas Paramadina
Nama Jurusan/Program Studi  : Desain Komunikasi Visual
Alamat  : Jl. Gatot Subroto kav 97, Mampang, Jakarta 12790
No Telp/Fax  : (021) 7918 1188 / (021) 799 3375
Alamat E-mail  : info@paramadina.ac.id

14.  Universitas Sebelas Maret
Nama Jurusan/Program Studi  : Desain Komunikasi Visual
Fakultas  : Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Alamat  :  Jl. Ir. Sutami No. 36A, Solo 57126
No Telp/Fax  :(0271) 662 565 
Alamat E-mail  : fs@uns.ac.id
Website  : http://www.uns.ac.id

15.  Universitas Trisakti
Nama Jurusan/Program Studi  : Desain Komunikasi Visual
Fakultas  : Fakultas Seni Rupa dan Desain 
Alamat  :  Gedung Syarief Thayeb (M) Lantai IX, Kampus A. Jl. Kyai Tapa No. 1, Grogol, Jakarta Barat 11440
No Telp/Fax  :(021) 566 3232 ext. 8128, 8140 / (021) 564 4270

Nah itu tadi pengertian desain komunikasi visual dan desain grafis beserta beberapa universitas yang memiliki jurusan desain komunikasi visual. Terima kasih dan semoga bermanfaat! Description: Pengertian Desain Komunikasi Visual dan Desain Grafis
Artikel Terkait Pengertian Desain Komunikasi Visual dan Desain Grafis







Oleh    : Yohanes Christian Pakung

Matkul : Penerbitan Grafis dan Elektronik

Dosen : Pitoyo Widhi Atmoko S. Si, M.Si

BAGIAN 1: Printer Berdasarkan Jenis dan Cara Cetaknya

Cetak Foto – Printer adalah alat yang menampilkan data dalam bentuk cetakan, baik berupa teks maupun gambar atau grafik pada suatu kertas (hard copy device). Printer digunakan untuk mencetak informasi yang dihasilkan dari proses pengolahan data yang telah dilakukan oleh computer, baik itu dalam bentuk gambar, tulisan ataupun yang lainnya kedalam media kertas atau sejenisnya.
Dalam penggolongan jenisnya printer di golongkan berdasarkan alat mekaniknya yaitu :
2.    Non Impact Printer

Sedangkan dalam penggolongan menurut cara cetaknya yaitu :
1.    Serial Printer
2.    Line Printer
3.    Page Printer

Impact Printer
Impact printer adalah jenis printer yang memaksa print heads untuk mentransfer tinta ke media cetak dengan cara print heads menekan tinta sampai menyentuh kertas, mirip dengan cara kerja mesin tik. Impact printer menggunakan print heads yang berisi sejumlah pin metal. Beberapa print heads hanya memiliki 9 pin untuk menghasilkan titik – titik yang akan membentuk karakter. Dan sebagian printer memiliki 24 pin untuk menghasilkan resolusi yang lebih baik. Selain itu jenis printer ini terbatas pada pencetakkannya yang bersifat monochrome dengan huruf tunggal pada setiap waktu cetak. Beberapa tipe dari impact printer :
Dot Matrix Printer 
Printer Dot Matrix adalah suatu jenis printer yang resolusi cetaknya masih sangat rendah. Fungsi printer dot matrix sampai saat ini masih saja diperlukan walaupun kini telah bertebaran printer-printer canggih yang dapat mencetak fotografi level profesional. Printer Dot-matrix ini terutama dibutuhkan oleh bidang usaha yang membutuhkan pencetakan rangkap, tidak hanya bukti transaksi, tetapi juga laporan-laporan yang harus dicetak rangkap. Dari pada mencetaknya berulang-ulang yang mengakibatkan biaya operasional printer tinggi dan waktu menjadi terbuang percuma, maka kita dapat menggunakan printer dot-matrix dengan kertas rangkap. Hemat waktu dan hemat biaya (listrik, pita, kertas, dll).
Kebaikan dari printer ini adalah dapat dicetak bermacam-macam bentuk yang dikehendaki karena image dihasilkan dari pola yang dibentuk dari titik-titik. Dengan menambahkan karbon yang mempunyai beberapa warna, maka dapat dicetak grafik didalam beberapa warna. Cetakan dengan kualitas karakter yang cukup baik dikenal dengan istilah NLQ (Near Letter Quality). Kelemahannya adalah kualitas karakter kurang baik, karena dibentuk dari titik-titik.

Daisy Wheel Printer 
Tipe dari printer yang menghasilkan huruf yang kualitasnya cukup baik. Cara kerja printer ini sama seperti mesin tik. Daisy wheel adalah piringan yang terbuat dari plastik atau logam dimana pada setiap ujung dari piringan ini terdapat karakter-karakter. Untuk mencetak karakter, printer memutar piringan sampai huruf yang diinginkan berhadapan tepat dengan kertas. Dan palu langsung menghantam piringan , memaksa karakter untuk menekan tinta, dan meninggalkan bekas tinta di kertas. Jenis karakter dari printer ini bisa dirubah dengan cara mengganti daisy wheel.
Daisy Wheel Printer Menggunakan sebuah roda yang berisi karakter-karakter. Tiap karakter di roda terletak pada sebuah lengan plastik yang dilekatkan pada pusat roda, sehingga berbentuk seperti bunga.
Hasil dari karakter yang tercetak mempunyai kualitas yang baik, sehingga printer ini digolongkan sebagai Letter Quality printer, tetapi mempunyai kelemahan yaitu lebih lambat dibandingkan dengan dot matrix printer.
Thimble Printer 
Merupakan Letter Quality printer menggunakan elemen berbentuk thimble yang terdiri dari batangan plastik yang diatur melingkar seperti daisy wheel tetapi batangan tersebut dibengkokkan. Pola dari karakter ada di ujung batangan plastik tersebut.
Chain Printer  
Mengunakan suatu rantai yang berisi karakter-karakter untuk membentuk hasil cetakannya. Rantai tersebut akan berputar secara horizaontal dan setelah tepat pada posisi pencetakan, palu pemukul akan mengetuk pola karakter di rantai melalui karbon, bentuk dari karakter akan tercetak di kertas. Chain printer mempunyai kecepatan yang tinggi.
Drum Printer 
Yaitu printer yang kumpulan karakternya diletakkan pada permukaan luar suatu drum metal. Tiap-tiap posisi kolom pencetakan terdapat satu lingkaran kumpulan karakter di drum.
Proses pencetakan karakter dilakukan dengan memutar drum sampai pada bentuk karakter yang diinginkan  dan suatu palu pemukul akan mengetuk karakter tersebut.
Band Printer 

Cara operasinya sama dengan chain printer, tetapi menggunakan pita besi (steel band) yang berisi kumpulan pola karakter.

Non Impact Printer
Perbedaan dari Non Impact dengan impact printer adalah printer jenis ini tidak menyentuh kertas untuk dapat menghasilkan cetakan. Yang termasuk ke dalam kategori ini diantaranya : Inkjet Printer, Laser Printer, Solid Ink Printers, Dye Sublimation Printers, Thermal Wax Printers, Thermal Autochrome Printers, Plotter.

Inkjet Printer
Inkjet printer menggunakan serangkaian nozle yang menyemprotkan tinta secara langsung ke kertas. Printer inkjet diproduksi secara masal sekitar tahun 1980-an. Canon mengklaim telah menemukan apa yang disebut teknologi “Bubble jet” tahun 1977. Ketika seorang peneliti sengaja menyentuh sebuah jarum suntik tinta diisi dengan solder besi panas dan ternyata panas memaksa setetes tinta keluar dari jarum, semenjak itu mulailah mengembangkan metode pencetakan baru.
Printer Inkjet menggunakan tinta dengan proses “Penyemprotannya” menggunakan muatan listrik, sehingga lebih tenang dan mempunyai kecepatan tinggi yaitu s/d 270 cps.
Dapat dilengkapi dengan tinta berwarna. Kelemahannya printer ink jet harus menggunakan kertas khusus sehingga cetakan harus kering sebelum warna lain menimpanya. Printer Inkjet memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan dari printer laser.
§  Kemampuan printer dalam warna-cetak.
§  Harga printer inkjet yang lebih murah dari printer laser.
§  Printer Inkjet lebih mahal dalam hal penggunaan dan pemeliharaan.
§  Cartridges perlu diisi lebih sering, biaya cetak inkjet sekitar 10 kali lebih banyak dari pencetakan laser.
§  Apabila mencetak dengan kualitas baik, diperlukan kertas khusus (foto, dsb).

Laser printer
Laser printer menggunakan tinta kering (toner), listrik statis, dan panas untuk melakukan pencetakan. Prinsip kerjanya sama dengan mesin fotocopy. Cara kerja printer ini hampir sama dengan mesin fotocopy, perbedaanya pada mesin fotocopy bayangannya difokuskan pada silinder yang berputar, sedangkan laser printer bayangannya diciptakan dengan titik per titik oleh semiconductor laser. Kualitas tulisan laser hampir sama dengan letter quality karena 1cm terdiri dari 750 titik-titik. Kecepatan mencetaknya adalah 8 halaman permenit. Kelemahannya adalah harganya yang cukup mahal.
Solid Ink Printer 

Solid ink printer menggunakan batangan lilin seperti tinta yang dilelehkan dan disemprotkan pada kertas. Lilin ini kemudian mengering pada kertas.


Dye Sublimation Printer

Dye Sublimation Printer menggunakan gulungan film transparan yang panjang yang memiliki warna merah, biru, kuning, dan abu-abu. Yang terdapat dalam film ini adalah 4 warna dasar yang digunakan dalam pencetakan (CMYK). Head print menggunakan elemen dengan suhu yang bervariasi bergantung pada warna yang diinginkan. Pewarna diuapkan dan diserap permukaan kertas sebelum kembali menjadi padat
Thermal Wax Printer

Semacam hybrid dari teknologi Solid Ink dan Dye Sublimation. Menggunakan pita warna CMYK. Pita warna melewati head print yang memiliki serangkaian pin yang dipanaskan. Pin ini mencairkan lilin dan merekatkannya pada kertas hingga mengeras kembali. Kualitas thermal printer sama dengan printer dot matrix karena prinsip kerjanya sama. Perbedaannya thermal printer menggunakan panas dan bukan tekanan atau impact. Keuntungan dari thermal printer adalah lebih tenang dan mempunyai kecepatan tinggi yaitu 6 halaman per-menit. Kelemahannya adalah harus menggunakan kertas khusus.
Thermal Autochrome Printer 
Berbeda dengan jenis printer lainnya, warna tidak terletak pada printer melainkan pada kertas yang akan dicetak. Terdapat tiga lapisan (Cyan, Magenta, Yellow) pada kertas dan setiap lapisan diaktifkan dengan suhu tertentu. Print head melewati kertas tiga kali dengan memberikan suhu yang sesuai dengan lapisan warna yang diperlukan.
Plotter
Plotter merupakan salah satu peralatan output yang digunakan untuk menggambar grafik dan lain-lain.
Perbedaannya dengan printer, plotter menggunakan sistem digital to analog. Contoh plotter grafik adalah ECG (Electro Cardiograph) yaitu alat yang digunakan untuk mengetahui potensial dari denyutan jantung, contoh lain seismograph untuk mencatat getaran “gempa”. Plotter dapat menggambar grafik pada kertas, plastik, maupun pada plastik transparan untuk digunakan dalam proyektor.

 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar